Lazio Galau Cari Pelatih Baru, Nama Klose dan Conceicao Muncul Lagi!


Habis sudah kesabaran Lazio. Usai gagal finis di zona Eropa akibat kekalahan menyakitkan dari Lecce di pekan terakhir Serie A, posisi Marco Baroni sebagai pelatih kepala nyaris dipastikan berakhir. Presiden Claudio Lotito kini bergerak cepat mencari pengganti, dan menariknya, ia melirik nama-nama yang sudah dikenal publik Olimpico: Sergio Conceicao dan Miroslav Klose.

Baroni dinilai gagal mengangkat performa Biancocelesti, terutama pada paruh kedua musim yang penuh ketegangan internal, termasuk soal strategi transfer yang tak sejalan antara pelatih dan manajemen. Kekalahan 0-1 dari Lecce yang bermain dengan 10 orang seolah jadi paku terakhir di peti nasib Baroni.

Conceicao dan Klose dalam Radar

Salah satu nama yang mencuat adalah Sergio Conceicao. Mantan winger yang begitu dicintai fans Lazio itu sedang mencari peluang pembuktian baru di Serie A usai masa yang penuh drama di AC Milan selama enam bulan terakhir. Karismanya sebagai pemain, ditambah ambisinya sebagai pelatih, menjadikannya opsi menarik untuk menghidupkan kembali semangat tim ibu kota.

Tak kalah menarik, Miroslav Klose juga masuk dalam daftar. Legenda Jerman itu punya ikatan emosional kuat dengan Lazio, terutama sejak membawa klub meraih Coppa Italia 2013 dengan mengalahkan rival abadi, AS Roma. Saat ini, Klose tengah melanjutkan karier kepelatihan di Jerman, sempat membesut Altach dan Nurnberg usai menjadi asisten di Bayern Munich.

Sarri dan Gattuso Jadi Kuda Hitam

Tak hanya wajah lama, kabar dari Calciomercato.com juga menyebut potensi kembalinya Maurizio Sarri ke bangku cadangan Lazio. Sarri mundur pada Maret 2024 karena alasan pribadi, namun disebut masih punya ketertarikan untuk kembali.

Sementara itu, dua nama lain turut meramaikan bursa: eks pelatih Ajax Francesco Farioli yang dikenal dengan filosofi menyerangnya, serta Gennaro Gattuso yang saat ini menangani Hajduk Split.

Presiden Claudio Lotito sepertinya ingin memainkan kartu nostalgia dengan menggaet figur-figur yang punya kedekatan emosional dengan klub. 

Pendekatan ini diyakini bisa langsung mendapat dukungan dari fans, sekaligus memulihkan atmosfer ruang ganti yang belakangan ini terasa dingin dan kehilangan arah.