Gelombang baru PC berbasis kecerdasan buatan (AI) belum akan menggairahkan pasar hingga 2026 atau lebih, menurut Samson Hu, Co-CEO ASUStek Computer Inc. Meski perangkat kerasnya sudah tersedia, Hu menyebut bahwa software dan minat konsumen masih jauh dari harapan.
Dalam wawancara eksklusif bersama Bloomberg News di sela Computex 2025 di Taipei, Hu menyatakan bahwa meski peluncuran besar-besaran AI PC telah dilakukan oleh berbagai vendor sejak tahun lalu—termasuk ASUS dan Lenovo—respons pasar masih cenderung lesu.
Tarif dan Ekonomi Global Picu Ketidakpastian
Hu mengungkap bahwa keraguan konsumen disebabkan oleh dua faktor utama: kekhawatiran terhadap ekonomi global dan ketidakpastian dampak kebijakan tarif baru dari pemerintah AS.
“ASUS mungkin akan mempertimbangkan menaikkan harga produk hingga 10% di pasar AS untuk mengimbangi biaya tarif,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa perkiraan pertumbuhan pasar PC global sebelumnya berada di angka 5%, namun kini telah direvisi turun menjadi hanya 1–2%, bahkan mungkin stagnan.
Meskipun perangkat keras dengan dukungan AI—seperti Copilot+ PCs dari Microsoft—telah tersedia sejak Computex 2024, Hu menilai software belum mampu menunjukkan daya tarik yang nyata kepada konsumen.
“Perangkat kerasnya sudah ada, tapi developer aplikasi pihak ketiga butuh waktu setidaknya satu hingga dua tahun lagi untuk menghadirkan software yang benar-benar mengoptimalkan kemampuan AI,” jelas Hu, yang memimpin ASUS sejak 2019.
Masa Transisi
Komentar Hu mencerminkan realitas bahwa transisi menuju PC cerdas berbasis AI belum akan terjadi dalam waktu dekat. Meskipun antusiasme industri tinggi, adopsi pengguna tetap tergantung pada ekosistem software yang relevan, stabil, dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan banyak vendor yang sudah mengumumkan inovasi berbasis AI di Computex 2025, pertanyaan besar tetap: kapan janji AI benar-benar akan terasa di tangan pengguna?