Maurizio Sarri Ngaku Tolak Rp318 M dari Klub Arab: Saya Pilih Cinta, Bukan Uang


Maurizio Sarri dengan tegas menolak tawaran menggiurkan dari Liga Pro Arab Saudi, meskipun kabarnya ia bisa mengantongi bayaran sebesar €18 juta per musim—setara hampir Rp318 miliar. Pelatih Lazio itu menyatakan bahwa sepak bola baginya adalah soal gairah, bukan soal uang.

“Saya tidak pernah tertarik berapa banyak uang yang ditawarkan,” kata Sarri kepada Sportitalia. “Saya selalu mengikuti hati saya, bukan dompet saya. Saya masuk ke dunia sepak bola karena cinta, bukan demi kekayaan.”

Tolak Jalan Inzaghi dan Pioli

Sarri mengaku sempat didekati salah satu klub Saudi setelah mengundurkan diri dari Lazio pada Maret 2024 lalu, menyusul serangkaian tragedi keluarga yang membuatnya mengambil cuti panjang. Meski ada tawaran mengikuti jejak Simone Inzaghi ke Al-Hilal atau Stefano Pioli ke Al-Nassr, Sarri menolak mentah-mentah.

“Bahkan jika mereka menawarkan saya bayaran yang saya dapatkan di Lazio selama setahun hanya dalam sebulan, saya tetap tidak akan pergi,” ujarnya mantap.

“Saya Tak Akan Melatih karena Uang”

Mantan pelatih Napoli, Juventus, dan Chelsea itu kini kembali ke Lazio dan siap melanjutkan kariernya di Serie A. Ketika ditanya apakah ia akan berubah pikiran bila mendapat proposal baru seperti Spalletti—yang juga kabarnya ditawari €18 juta per musim oleh Al-Nassr—jawaban Sarri tetap sama:

“Saya akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya: menolak. Itu tidak membangkitkan emosi apa pun dalam diri saya.”

Sindiran Khas Sarri

Dengan gaya bicara khasnya yang sarkastik, Sarri pun menyindir tren para bintang dunia yang hijrah ke Liga Pro Arab Saudi demi bayaran tinggi:

“Kalau semua pemain hebat pindah ke sana, artinya saya akan melatih pemain-pemain biasa saja di sini,” ujarnya sambil tertawa.

Sebagai catatan, Sarri memang memulai karier kepelatihan profesional di usia yang tergolong telat setelah sempat bekerja sebagai pegawai bank. Pengalamannya membesut klub-klub seperti Empoli, Napoli, Chelsea, Juventus, hingga Lazio membuatnya dikenal sebagai pelatih berprinsip dan romantik soal sepak bola.