Menag Ingatkan Pentingnya Moderasi Beragama Sebagai Soft Diplomacy

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap warga Indonesia bisa memantapkan moderasi beragama dan penguatan kerukunan umat beragama.

Gus Yaqut, sapaannya, ingin moderasi beragama di Indonesia bisa menjadi bentuk soft diplomacy dan teladan bagi negara-negara di dunia.

“Dalam konteks negara-negara G20 misalnya, tentu ini juga sangat strategis karena apapun laju perekonomian ini mensyaratkan adanya stabilitas sosial, di mana faktor penting dalam stabilitas sosialnya adalah kerukunan dalam beragama,” kata Yaqut dalam webinar virtual “Moderasi Indonesia Untuk Dunia” yang diadakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (15/11/2021).

Selain itu, Yaqut menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan agar Kemenag membuat semacam peta jalan untuk menetapkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi.

Yaqut menegaskan, moderasi beragama adalah penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Caranya dengan mengaktualisasikan substansi ajaran agama.

Moderasi beragama juga merupakan upaya menghadirkan jalan tengah di antara dua kelompok ekstrem untuk menghadirkan keharmonisan di dalam kehidupan berbangsa.

“Ini penting disampaikan penjelasan ini, karena seringkali kita sudah menjumpai bahwa moderasi beragama disalahpahami bahwa agamanya yang dimoderatkan,” tandasnya.

Exit mobile version