Kanal

Mencermati Manuver dan Rayuan Gencar terhadap Partai Golkar

Partai Golkar saat ini bak gadis cantik yang tengah dikerubuti banyak pria. Berbagai rayuan dan manuver gencar dilakukan untuk menaklukkan hati sang gadis. Semuanya dilakukan demi pemilihan presiden 2024 mendatang.

Akhir-akhir ini, media banyak mengungkapkan pertemuan beberapa tokoh partai dengan pengurus Partai Golkar. Para pemimpin partai antre bertemu Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar. Tentu semuanya bukan pertemuan kosong tanpa makna. Apalagi tak lama lagi akan berlangsung pemilihan presiden.

Seperti kita ketahui, saat ini ada tiga poros koalisi, yaitu Golkar-PPP-PAN dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yakni Gerindra-PKB, serta Koalisi Perubahan beranggotakan Nasdem-PKS-Demokrat. Masing-masing parpol mengadakan kunjungan pada parpol di luar koalisinya. Mereka saling sowan untuk mencari kecocokan.

Sebenarnya ada satu poros lagi, yakni Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang belum menentukan pilihan koalisinya. Dengan 22,26 persen kursi di DPR, sangat memungkinkan bagi partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu untuk membentuk koalisi sendiri sebab telah memenuhi presidential threshold.

Para pimpinan partai yang bergantian bertemu dengan pengurus DPP Partai Golkar adalah mereka yang berasal dari Koalisi Perubahan. Meski belum mendeklarasikan koalisi secara resmi, mereka sudah sepakat mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden di Pilpres 2024.

Kunjungan pertama dilakukan Ketum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Airlangga Hartarto. Airlangga mengakui pertemuan tersebut sebagai pertemuan lanjutan yang telah dijalin antara Partai Golkar dengan Partai Nasdem. “Ini kan silaturahmi lanjutan, sesudah Partai Golkar datang ke Partai Nasdem. Sekarang giliran Partai Nasdem ke Golkar,” ungkap Airlangga.

Isu yang dibahas di dalam pertemuan ini terkait dengan dinamika politik yang ada di dalam negeri. “Pertama, tentu terkait dengan posisi dari Partai Golkar dan Nasdem,” ungkapnya. Kedua, silaturahmi dan komunikasi yang berkelanjutan antara Partai Golkar dengan Partai Nasdem, karena bagaimanapun Surya Paloh merupakan alumni Partai Golkar.

Bagaimana dengan isu koalisi? Airlangga yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mengatakan soal koalisi akan dibahas dalam pertemuan nanti. Sebab, koalisi merupakan hal yang penting dalam menghadapi Pilpres 2024. “Nanti kita bahas,” beber Airlangga.

Kunjungan anggota Koalisi Perubahan berikutnya adalah PKS. PKS terang-terangan menyebut kunjungannya ke markas Pohon Beringin itu untuk mengajak bergabung ke Koalisi Perubahan dan mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024. “Agendanya silaturahim dan mengajak Golkar bergabung Koalisi Perubahan, mengusung Pak Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024,” jelas Pipin Sopian, Juru Bicara PKS, di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al-Habsyi mengaku sempat mengungkapkan rayuan untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan saat kunjungan ke Kantor DPP Partai Golkar itu. “Soal tawar-menawar (ajak Golkar ke Koalisi Perubahan), siapa tahu ada cinta di antara kita. Kita enggak tahu dan bagaimana situasi yang berjalan,” ujar Aboe Bakar usai pertemuan.

Ia bahkan sempat menyiapkan pantun untuk merayu Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan. “Putri Melayu membawa nampan, nampan berisi bunga hiasan. Jika belum tentukan pilihan, ayo bergabung untuk perubahan,” ucapnya.

Aboe Bakar menambahkan, rayuan politik sudah menjadi kewajaran. Meski begitu, dia menggarisbawahi, PKS juga akan menghormati otonomi setiap partai politik lewat keputusan mereka. “Jadi kalau kami, kita menghargai masing-masing untuk ambil keputusan,” ujar anggota Komisi III DPR itu.

Partai Demokrat tak mau ketinggalan. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan pihaknya juga akan mengunjungi Kantor DPP Partai Golkar, mengikuti jejak Partai NasDem dan PKS. Benny menegaskan, kunjungan itu belum dapat dipastikan kapan waktunya. Meski begitu, pertemuan dua partai politik itu akan terjadi.

“Pasti, itu akan otomatis berjalan (Demokrat kunjungi Golkar). Tinggal atur waktu saja. Pasti begitu,” ungkap Benny.

Lebih lanjut, dia mengatakan cara berpolitik yang baik memang melalui dialog bukan paksaan. Oleh sebab itu, para partai politik yang tergabung ke Koalisi Perubahan akan kompak mengunjungi markas Golkar. “Maka kalau toh PKS bertemu, NasDem bertemu, Demokrat juga bertemu. Itu bagian dari cara politik yang mengedepankan komunikasi tadi dan bukan dominasi,” ujar Benny.

Tak hanya ketua partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar juga mengunjungi Airlangga Hartarto. PKB kini tergabung dalam Koalisi KIR. “(Soal koalisi) dua-duanya mengajak. Jadi kalau dua-duanya bergabung lebih kuat, lebih baik. Dalam politik tidak ada yang tidak bisa dibicarakan,” ujar Airlangga saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Fenomena biasa

Fenomena ketua umum partai saling berkunjung seperti yang terjadi secara bergiliran dengan Ketum Partai Golkar merupakan hal yang lumrah. Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo mengungkapkan pertemuan para pemimpin partai politik dengan Partai Golkar adalah silaturahmi politik biasa. Ia menyebut Golkar juga akan menerima kunjungan dari beberapa partai lain seperti Partai Demokrat, dan PDI-Perjuangan.

Firman menyatakan pertemuan Golkar dengan sejumlah partai politik ini bukan berarti terjadi sesuatu pada KIB yang dibentuk Golkar, PPP dan PAN. Firman pun menekankan bahwa KIB tetap solid meski Golkar menerima banyak kunjungan dari partai lain.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F. Paulus berharap dengan kebiasaan baru ini, dapat memberikan pelajaran kepada masyarakat bahwa perbedaan politik tidak boleh jadi alasan untuk terpecah belah. “Kita menghindari sama-sama yang namanya polarisasi politik, memecah belah diharapkan tidak ada lagi,” jelas Lodewijk di Jakarta, Jumat (10/2/2023).

Ia mengingatkan, polarisasi jadi momok jelang pemilu, berkaca pada dua kali penyelenggaraan pesta demokrasi sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan para elite partai politik rajin berkunjung, beberapa waktu belakangan ini. Riak-riak potensi perpecahan jelang Pemilu 2024, katanya, sudah mulai terlihat. Bahaya ini yang dibaca oleh para ketua umum parpol, sehingga mereka secara bersama-sama sepakat menciptakan suasana kondusif.

“Kenapa para ketum ini berkeliling? Untuk sama-sama kita ciptakan situasi kondusif untuk menyongsong tahun demokrasi. Namanya juga pesta demokrasi, bukan yang ribut-ribut, itulah yang dijaminkan, makin kesana makin panas,” lanjutnya.

Memiliki banyak makna

Fenomena ini memiliki banyak makna. “Partai-partai yang berkunjung melihat peluang adanya segala kemungkinan untuk membangun kemitraan politik yang efektif,” kata Indra Fauzan, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara.

Partai Golkar merupakan partai besar dan sangat berpengalaman di kancah perpolitikan Indonesia. Partai ini juga memiliki banyak elite-elite berpengalaman dalam pemerintahan. Sehingga Golkar punya positioning yang baik, dilihat dari jumlah kursi di parlemen, pergerakan partai dan juga hasil-hasil survei belakangan ini.

Jadi wajar saja, Partai Golkar punya pengaruh kuat untuk dapat ditarik bergabung dalam sebuah koalisi. Bahkan, Indra juga menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan jika partai-partai yang berkunjung ke Golkar ini nantinya akan dapat masuk dalam koalisi KIB.

Ada pula yang memiliki pandangan berbeda atas apa fenonema ini. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai akan sulit membayangkan Partai Nasdem bakal terus mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) hingga Pilpres 2024. Hal tersebut berkaitan dengan manuver yang dilakukan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Tidak hanya mengunjungi Ketua Umum Partai Golkar, Surya Paloh juga berkunjung ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Jokowi. “Dalam berbagai kesempatan Paloh terus menegaskan bahwa Nasdem solid dan ingin tetap menjadi koalisi pemerintah. Sementara pada saat yang sama, Anies Baswedan terus melakukan safari politik ke berbagai daerah,” katanya.

Dengan mencapreskan Anies Baswedan, Nasdem harus menanggung risiko ‘dimusuhi’ oleh partai pemerintah. Apalagi PDI Perjuangan berulangkali menyentil Nasdem bahkan muncul wacana reshuffle terhadap menteri-menteri Nasdem.

Yang jelas, langkah zig-zag para ketua partai bertemu Ketum Golkar sebagai manuver untuk menjaga segala kemungkinan di masa depan. Hal ini mengingat sampai saat ini belum bisa benar-benar dipastikan koalisi yang bakal melenggang ke Pilpres 2024. Kepastian koalisi akan muncul saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button