Ototekno

Menkes Budi Dianggap Abai Produk Lokal, APJII Pertanyakan Pilihan Starlink untuk Puskesmas

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan keheranannya terhadap langkah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang memilih satelit Starlink sebagai penyedia akses internet untuk Puskesmas di daerah terpencil Indonesia. Hal ini menjadi sorotan terbaru, terutama dari penyedia jasa internet atau Internet Service Provider (ISP) yang sudah beroperasi di dalam negeri.

Ketua APJII, Muhammad Arif Angga, mengungkapkan kebingungannya saat ditemui di Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/8/2023). “Kami sendiri heran membaca berita terbaru. Mungkin, prasangka kami, Menkes Budi belum ter-update produk yang sudah existing di Indonesia, padahal ada Buanter One, Telkomsat,” ujarnya.

APJII berencana untuk bertemu dengan Menkes Budi untuk membahas ketersediaan layanan internet dari anggotanya yang bisa dimanfaatkan oleh Puskesmas. “Kita akan menginformasikan kepada beliau, baik secara formal maupun informal, bahwa ada banyak solusi, tidak hanya ada di sana (Starlink),” kata Arif.

Menkes Budi sebelumnya bertemu langsung dengan CEO SpaceX, Elon Musk, untuk membicarakan potensi kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Starlink. Saat ini, masih ada sekitar 2.200 Puskesmas dengan 11.100 Puskesmas Pembantu yang belum memiliki akses internet. Peningkatan akses ini diharapkan dapat membuka pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

“Ini merupakan upaya kami untuk memastikan layanan kesehatan yang setara dan merata di tanah air. Puskesmas sebagai garda terdepan untuk menciptakan masyarakat yang sehat harus dipastikan infrastrukturnya memadai,” kata Menkes Budi.

Pilihan Menkes Budi terhadap Starlink menimbulkan pertanyaan dari APJII, yang menilai bahwa Puskesmas di kecamatan masih bisa terjangkau oleh broadband yang disediakan oleh anggota APJII. Langkah ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan akses internet di daerah terpencil, dan mungkin memerlukan koordinasi yang lebih erat antara berbagai pemangku kepentingan dalam industri internet domestik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button