Ototekno

Menolak Bicara, YouTube Indonesia Terdiam atas Kontroversi Video LGBT dan Akun Penghina Nabi Muhammad

Polemik kontroversial muncul di ranah platform video terbesar, YouTube, di Indonesia. Kontroversi pertama berkaitan dengan akun yang diduga menghina Nabi Muhammad SAW, dan yang kedua adalah penyebaran video kartun yang mengandung unsur LGBT yang dikhawatirkan berdampak pada anak-anak. Kedua isu ini mengundang perhatian yang kuat dari masyarakat dan pemerintah.

Country Head YouTube Indonesia, Suwandi Widjaja, menolak memberikan komentar atau tanggapan terkait kedua polemik ini. Saat ditemui inilah.com usai acara kerja sama dengan Telkomsel di Smart Office, Jakarta pada Senin (22/8/2023),  Suwandi hanya mengatakan, “Nanti dulu,” sambil berlalu.

Sementara itu, konten-konten yang mengandung unsur LGBT di platform YouTube telah menjadi perhatian khusus dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Pemerintah bergerak cepat dengan melayangkan surat teguran kepada pihak YouTube.

Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Rini Handayani, mengemukakan bahwa konten semacam itu memerlukan respons cepat karena potensial membahayakan anak. “Nah ini memang kita harus cepat respons terhadap hal yang membahayakan anak,” ujarnya.

Rini Handayani juga menegaskan bahwa selama ini, YouTube telah bekerja sama dengan baik dalam menangani konten-konten yang tidak layak untuk anak. Ia yakin bahwa teguran yang telah dilayangkan akan mendapat respons positif.

“Sudah menyampaikan ke YouTube ya, memang belum secara tertulis, baru menyampaikan secara WA (pesan WhatsApp). Nah ini nanti kita akan buat surat untuk YouTube ya untuk (mengingatkan adanya) tayangan-tayangan ini,” kata Rini Handayani.

Di sisi lain publik Tanah Air juga dikejutkan dengan konten-konten yang diunggah oleh akun Youtube @SunnahNabi1 dan @NabiAsli1. Akun ini menyuguhkan video animasi yang mengisahkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, tetapi tanpa menyertakan sumber yang kredibel. Keberadaan video-video ini memicu kontroversi dan dianggap oleh beberapa pihak seperti MUI dan ormas Islam lainnya sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan Islam.

Polemik ini membuka perdebatan lebih luas mengenai regulasi konten di platform digital dan tanggung jawab platform terhadap konten yang diunggah penggunanya. Menunggu tanggapan resmi dari YouTube, publik terus mengawasi bagaimana platform ini akan menangani dua isu kontroversial ini, yang mencerminkan tantangan regulasi di era digital.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button