Menpora Dito Sindir Ketum Cabor: Kalau tak Pakai Hati, Jangan Urus Atlet!


Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, melontarkan sindiran keras terhadap para ketua umum (ketum) cabang olahraga (cabor) yang hanya mengejar jabatan tanpa benar-benar peduli terhadap nasib atlet dan pelatih.

Sindiran itu dilontarkan Dito dalamkonferensi pers Seleksi Nasional (Seleknas) untuk tiga cabor bermasalah, tenis meja, tinju, dan sepak takraw yang digelar di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Mulanya, Dito menegaskan Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 bukan bentuk intervensi negara terhadap federasi olahraga, melainkan langkah untuk menyelamatkan potensi atlet Indonesia.

“Terkait Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 bukan berarti kami melakukan intervensi kepada cabang olahraga. Kami ingin ke depan yang menjadi ketua umum cabor harus berpikir sebelum menjadi ketum. Menjadi ketum cabor ini kita mengelola manusia, jadi tidak bisa kalau tidak pakai hati dan pengorbanan yang besar,” tegas Dito.

Dito pun menyayangkan masih banyak ketua umum cabor yang tidak menjalankan tugasnya dengan serius. Bahkan, menurutnya, ada cabor yang selama ini tak pernah menggelar kejuaraan nasional, walaupun dia tidak menyebutkan secara rinci.

“Bayangkan jadi Ketum cabor tapi tidak pernah menyelenggarakan kejurnas, bagaimana mau membina olahraga. Dan inilah yang membuat kami peduli dengan atlet dan pelatih dengan mengeluarkan berbagai kebijakan,” lanjutnya.

Dito pun berharap seluruh pihak mendukung inisiasi Kemenpora melalui Seleknas terbuka, karena tujuannya tak lain demi kemajuan olahraga nasional dan kesejahteraan para insan olahraga. Ia menekankan pentingnya mengesampingkan ego pribadi, apalagi dalam konteks partisipasi di ajang multi event seperti SEA Games.

“Oleh karena itu saya berharap dukungannya, niat kita baik. Olahraga itu ukurannya jelas seperti, berapa atlet dan pelatih serta prestasi yang dihasilkan,” kata dia.

“Kalau untuk multi event itu adalah ranah negara, saya tidak ingin negara dikesampingkan oleh ego-ego individu. Jadi saya harap individu yang masih bersengketa atau masih mengedepankan ego semoga terbuka,” ujar dia lagi.

Sebelumnya, Dito bilang seleknas cabor Tenis Meja, Sepak Takraw dan Tinju yang dilakukan Kemenpora bukanlah bentuk intervensi, melainkan justru untuk menyelamatkan potensi atlet.

“Saya optimis atlet-atlet muda dari tiga cabor ini masih ada wadah bermain di lokal, tapi karena di nasional tidak ada kita tidak bisa melihat potensi mereka, dan inilah yang kita wadahi,” katanya.