Meski Sudah Dibantah Nadiem, DPR Ragu Pengadaan Chromebook Bebas Konflik Kepentingan


Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKB Hasbiallah Ilyas menyatakan wajar bila publik menduga adanya keterlibatan Google dan dugaan konflik kepentingan, dalam pengadaan laptop Chromebook era Mendikbudristek Nadiem Makarim.

“Saat ini Kejagung sedang menangani dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook. Sudah naik ke tahap penyidikan. Tentunya termasuk dugaan keterlibatan Google ya, karena Google adalah prinsipal dari program chromebook itu sendiri. Jadi wajar ada dugaan Google terlibat dalam kasus korupsi tersebut,” tutur Hasbi kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/6/2025).

Apalagi, lanjut dia, ternyata Google juga terlibat dalam banyak proyek digitalisasi pendidikan selain proyek chromebook tersebut. Menurutnya, tak bisa dinafikan ada konflik kepentingan di balik kasus ini.

“Jadi tidak bisa dipungkiri ada image Kemendikbud era Nadiem ini berpihak kepada Google. Ada apa di balik itu semua?,” ucap dia.

“Apalagi sudah pula beredar rekaman percakapan antara Stafsus tersebut dengan pejabat tinggi Kemendikbud, yang mengindikasikan cawe-cawe memenangkan Google dalam proyek Chromebook. Saya yakin Kejagung mampu secepatnya mengungkap kasus Google ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Nadiem menjelaskan alasan dirinya saat menjabat menteri memilih chromebook sebagai perangkat penunjang kegiatan belajar di sekolah. Selain murah di sisi harga, diklaim juga perangkat ini mampu menangkal terpaan pornografi dan judi online. Sayangnya tak dijelaskan secara gamblang soal jaminan keamanan data pelajar dan guru, dari kebocoran ataupun kepentingan bisnis Google.

Nadiem mulanya menjelaskan, bahwa pihaknya sudah melakukan kajian mendalam soal perangkat mana yang bisa didapat dengan harga murah tapi spesifikasinya mumpuni.

“Tim di Kemendikbutristek melakukan kajian Mengenai perbandingan antara Chromebook dan operating system lainnya,” kata Nadiem saat jumpa pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Dia juga mengatakan chromebook lebih murah dibandingkan lainnya. Menurutnya, sistemnya juga mudah diakses. “Bukan hanya itu saja operating systemnya Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp 1,5 sampai Rp 2,5 juta tambahan,” katanya.

Nadiem juga mengatakan perangkat ini juga aman dalam hal memantau aplikasi yang terinstall di laptop. Dia mengklaim, melalui chromebook para guru bisa memastikan anak didik tak terpapar pornografi dan situs judi online.

“Di mana keamanan murid-murid dan guru-guru kita menjadi prioritas di Kemendikbutristek, dan salah satu hal terpenting dari kajian tersebut adalah kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook,” jelasnya.

Sayangnya, Nadiem tak menjelaskan soal jaminan keamanan data. Sebab, pemberian akses ke entitas asing seperti Google untuk mengelola data berskala besar dari seluruh ekosistem pendidikan sama saja dengan menggadaikan kedaulatan.