Market

Naga Properti Dibawa Aguan Bangun Bisnis di IKN Nusantara

Pemerintah mengklaim, 10 pengusaha properti kakap Indonesia yang masuk ‘naga’ properti bakal investasi di IKN Nusantara. Benarkah? Pasalnya, IKN rawan banjir dan gempa bumi.

Tak sedang bercanda, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Nusantara, Agung Wicaksono menyebut 10 properti kakap, di bawah komando Aguan atau Sugianto Kusumo, pemiliki Agung Sedaya Group, menyiapkan dana besar untuk membangun IKN Nusantara.

“Sudah ada sekitar Rp20 triliun. Agung Sedayu di play tadi yang investasi swasta untuk mix use development bikin mal, hotel. Ini mainly play, play artinya entertaiment, hotel dan lain sebagainya, termasuk ruang terbuka hijau,” kata Agung di Jakarta, dikutip Senin (4/9/2023).

Baca Juga:

Indonesia Kekurangan 12,7 Juta Rumah, Pengembang Makin Pede Garap MBR

Kata Agung, ada 10 pengembang besar yang tertarik membenamkan modal IKN Nusantara. Beberapa diantarnya, Intiland, Trinita Land, dan Ciputra Group. Adapula 2 BUMN karya yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero).

Para naga properti itu, tertarik membangun 200 tower rumah susun atau rusun di IKN Nusantara, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). Untuk rusun ASN, dibiayai APBN dan digarap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebanyak 47 tower. “Swastanya ada yang dari Indonesia, konsorsium China dan Indonesia, serta Korea,” katanya.

Dosen teknik geologi Universitas Diponegoro (Undip), Andang Bachtiar, pernah menyampaikan bahwa aspek geologi memang bukan penentu utama kelayakan pindah atau tidaknya lokasi IKN Nusantara. Namun, aspek geologi dapat memberikan informasi, terkait daya dukung fisik dan berbagai risiko, sehingga memerlukan mitigasi hingga eskalasi biaya di masa depan.

Berdasarkan informasi geologi dan observasi atau pengalaman langsung yang dilakukan Andang, IKN Nusantara di Penajam Pasert Utara, Kalimantan Timur, memiliki catatan dari aspek daya dukung fisik lokasi. Yakni minim bahkan hampir tidak ada akuifer air tanah. Bahkan, kota atau wilayah terdekat IKN Nusantara, seperti Balikpapan dan Penajam, memiliki permasalahan serupa, terkait sumber air baku.

Selain itu, Pulau Kalimantan tidak bebas gempa bumi, karena memiliki dua patahan besar di wilayah utara, yaitu Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat. ”Banyak lempung mengembang di sana (IKN Nusantara). Terdapat pula potensi longsor karena bidang lemah patahan dan kemiringan lereng tinggi mengingat strukturnya kebanyakan patahan naik,” kata Andang.

Selain dari aspek daya dukung fisik, lokasi IKN juga memiliki bahaya geologi mulai dari banjir, rob, gunung lumpur, gas dangkal, tsunami longsor bawah laut Selat Makassar, kebakaran hutan, serta dampak dari eksplorasi dan produk minyak atau batu bara.

Selama ini, kata Andang, para ahli geologi belum pernah dilibatkan dalam pemilihan lokasi IKN baru baik di Kutai Kartanegara maupun di PPU, Kaltim. Bahkan, perwakilan dari ikatan ahli geologi Indonesia tidak diundang dalam pembahasan RUU IKN Nusantara. “Badan Geologi juga tidak masuk dalam struktur besar perencanaan. Padahal, kita perlu melihat apa yang kita pijak dan di dalam Bumi ini sebelum lebih jauh melangkah,” katanya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button