Nissan, produsen mobil asal Jepang, akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lagi terhadap 10.000 lebih karyawan di seluruh dunia akibat kinerja keuangan yang buruk, demikian NHK melaporkan pada Senin (12/5).
Dengan PHK tambahan ini, jumlah karyawan Nissan yang terdampak mencapai 20.000 orang, atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja Nissan secara global, menurut laporan stasiun penyiaran nasional Jepang itu.
Nissan mencatat kerugian bersih sebesar 750 miliar yen (lebih dari Rp84 triliun) pada tahun fiskal 2024, yang berlangsung dari 1 April 2024–31 Maret 2025.
Padahal, pada awal Maret lalu, kerugian tersebut diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen (sekitar Rp8,97 triliun), menurut NHK.
Karena kondisi keuangan yang semakin parah, Nissan pada Maret mengganti CEO Makoto Uchida dengan Ivan Espinosa, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur perencanaan perusahaan otomotif tersebut.
Espinosa resmi menjabat sebagai Presiden dan CEO Nissan mulai 1 April 2025.
Nissan Motor, yang didirikan pada 1933, membuat dan menjual kendaraan dengan merek Nissan, Infiniti, dan Datsun. Produk dengan merek Datsun dihentikan produksinya secara global pada 2022, setelah dihidupkan lagi pada 2013 untuk menyasar pasar otomotif di India, Indonesia, Rusia, dan Afrika Selatan.