News

Pakar Kesehatan Ungkap Cara Antisipasi Kasus Flu Burung di Indonesia

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan untuk antisipasi kasus flu burung, Indonesia perlu memperhatikan tiga hal penting.

“Pertama, mendeteksi apakah ada kasus di negara ASEAN lain di luar Kamboja (termasuk Indonesia). Kedua, kalau memang ada maka perlu upaya maksimal untuk mengendalikan di sumbernya (contain at the source) supaya kasus tidak keluar ke negara lain  ketiga, negara yang belum ada kasus perlu membentengi diri agar jangan kemasukan,” papar Tjandra Yoga Aditama kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (25/02/2023).

Masih menurutnya, ada beberapa hal lain yang harus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI agar Indonesia tidak masih kasus flu burung.

“Pertama surveilan ketat pada unggas dan manusia untuk mendeteksi awal kalau-kalau sudah ada kasus. Untuk unggas deteksinya bisa di tiga tempat, peternakan, pasar ayam dan lingkungan rumah. Untuk manusia maka dapat dideteksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, apalagi kalau ada klaster beberapa orang dengan gejala yang sama,” paparnya.

Kemudian jika mendapatkan ada kecurigaan kasus pada manusia dan juga hewan, maka team yang turun ke lapangan haruslah gabungan antara kesehatan dan juga kesehatan hewan.

“Sarana diagnosis di cek ulang kesiapan dan ketersediaannya, kalau-kalau nanti diperlukan secara luas. Kemudian, obat flu burung sejauh ini adalah Oseltamivir dengan merek Tamiflu, yang perlu juga di cek ketersediaannya, atau bagaimana cara mendapatkannya, kalau-kalau nanti diperlukan,” tambahnya.

Masih menurutnya, tentu terus kerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memantau setidaknya tiga hal.

“Pertama, perkembangan kasus di berbagai negara. Kedua, perkembangan genomik kasus pada manusia dan unggas. Ketiga, kerja sama internasional untuk ketersediaan logistik yang mungkin akan diperlukan,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button