News

Pejabat Rusia Rayakan Pengunduran Diri Boris Johnson

Para pejabat Rusia merayakan pengunduran diri Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris dan Ketua Partai Konservatif, Kamis (7/7/2022).

Mereka menyebut pemimpin Inggris itu sebagai ‘badut dungu’ yang akhirnya merasakan konsekuensi karena mempersenjatai Ukraina melawan Rusia.

Kremlin secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak menyukai Johnson.

“Dia tidak menyukai kami, kami juga tidak menyukai dia,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip dari Reuters.

Para pemimpin Rusia sangat tidak menyukai Johnson, yang baru-baru ini mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia ingin tetap berkuasa lebih lama daripada Margaret Thatcher , musuh abadi Uni Soviet yang menjabat sebagai perdana menteri Inggris dari 1979 hingga 1990.

Taipan Rusia Oleg Deripaska mengatakan di Telegram bahwa itu adalah akhir yang memalukan untuk Johnson.

“Badut itu telah pergi. Dia adalah salah satu tokoh utama perang melawan Rusia. Para pemimpin Eropa harus memikirkan ke mana arah kebijakan yang diambil,” kata Vyacheslav Volodin, Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia.

Bahkan sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi khusus 24 Februari lalu, Johnson telah berulang kali mengkritik Putin.

Di masa pemerintahannya, Johnson menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung terbesar Ukraina di Barat dengan mengirimkan senjata, menjatuhkan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia dan mendesak Ukraina untuk mengalahkan angkatan bersenjata Rusia yang kuat.

Dia telah dua kali melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Maria Zakharova, juru bicara utama di kementerian luar negeri Rusia, mengatakan kejatuhan Johnson adalah gejala kemunduran Barat, yang menurutnya terbelah oleh krisis politik, ideologis dan ekonomi.

“Moral cerita dari pesan ini adalah: jangan berusaha untuk menghancurkan Rusia. Rusia tidak dapat dihancurkan. Anda hanya akan mematahkan gigi Anda sendiri dan kemudian tersedak,” kata Zakharova.

Dukungan Johnson terhadap Ukraina begitu kuat sehingga dia dikenal sebagai ‘Borys Johnsoniuk’ oleh beberapa orang di Kiev. Dia terkadang mengakhiri pidatonya dengan ‘slava Ukraini’ yang berarti kemenangan untuk Ukraina.

Zakharova dengan nada gembira menggambarkan Johnson sebagai penulis mengenai kejatuhannya sendiri.

“Boris Johnson terkena bumerang yang diluncurkan oleh dirinya sendiri. Rekan-rekan seperjuangannya telah meninggalkannya,” pungkas Zakharova.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button