Pemerintah Berencana Larang Perayaan Tahun Baru

Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan mengatakan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) semakin menurun.

Karena itu, pemerintah berencana untuk melarang perayaan tahun baru guna mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 setelah Natal dan tahun baru.

“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan protokol kesehatan utamanya di tempat kerumunan,” kata Luhut dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).

Luhut mengatakan, pemerintah mempersiapkan sejumlah skenario guna mengenatisipasi pontensi kenaikan kasus usai Natal dan tahun baru. Skenario yang dipersiapkan mulai dari aspek kesehatan hingga ekonomi.

“Di kesempatan ini, di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan yang terus diimbau agar kita tidak kembali mengulang pengalaman buruk pada masa yang lalu akibat kelalaian kita,” katanya.

Luhut meminta kepada semua masyarakat untuk tetap disiplin dalam menjalankan prokes. Karena itu merupakan kunci agar Indonesia dapat terbebas dari pandemi COVID-19.

“Apa yang telah kita perjuangkan bersama selama ini layak untuk terus dijaga dan tidak dilupakan hanya karena kejenuhan dan keegoisan kita semua,” imbuh Luhut.

Kewaspadaan dan kedisiplinan masyarakat sangat penting karena saat ini sudah terlihat sinyal peningkatan kasus di Kabupaten dan Kota di wilayah Jawa-Bali. Khusus wilayah Jawa Bali terdapat 29% kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu. Selain itu ada 34% kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.

“Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021,” ujarnya.

Luhut juga meminta agar seluruh masyarakat tetap hati-hati mengingat masih ada 47% kabupaten/kota di Jawa Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi untuk lansianya masih di bawah 50%. Selain itu, 75% kabupaten/kota di Jawa Bali yang suntikan vaksinasi dosis keduanya masih di bawah 50%.

 

Exit mobile version