Pentagon Bungkam soal Serangan AS ke Iran, Minta Wartawan Tanya Langsung ke Gedung Putih


Departemen Pertahanan AS menolak berkomentar kepada kantor berita RIA Novosti terkait pernyataan Presiden Donald Trump soal serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Instansi yang kerap disebut Pentagon itu malah mengarahkan pertanyaan tersebut ke Gedung Putih.

“Kami merujuk Anda ke Gedung Putih,” kata seorang juru bicara Pentagon, dalam menanggapi permintaan wartawan untuk mengomentari pernyataan Trump tersebut.

Menurut laporan New York Times, yang mengutip sumber pejabat Iran, diberitakan bahwa pesawat pengebom AS menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow dan Natanz pada Sabtu (21/6/2025) sekitar pukul 23:00 GMT –atau Minggu (22/6/2025) pukul 06.00 WIB.

Sebelumnya, Trump mengklaim keberhasilan operasi militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

“Beberapa saat yang lalu, militer AS melancarkan serangan presisi masif ke tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Fasilitas-fasilitas tersebut kini telah dihancurkan sepenuhnya,” kata Trump dalam siaran langsung dari Gedung Putih, sesaat setelah serangan.

Trump menyebut bahwa tujuan operasi adalah mengakhiri kapasitas pengayaan uranium Iran yang dianggap sebagai ancaman utama, serta untuk menghentikan apa yang ia sebut sebagai ‘ancaman nuklir dari sponsor terorisme nomor satu di dunia’.

Presiden AS itu memperingatkan bahwa serangan selanjutnya dapat berlangsung ‘lebih besar dan lebih mudah’ jika Iran tidak menghentikan agresinya.

“Akan ada perdamaian, atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar dari apa yang telah mereka alami delapan hari terakhir,” ucap Trump.

Dia juga menegaskan bahwa masih banyak target lain yang telah dipetakan oleh militer AS dan bahwa sebagian besar dari target tersebut ‘dapat dihancurkan hanya dalam hitungan menit’.

Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa negaranya akan memberikan balasan yang tegas dan pasti terhadap agresi rezim Zionis Israel yang didukung pemerintahan AS.

Menurut dia, rezim Israel sedang berupaya menyeret AS ke dalam konflik tersebut. Dia menekankan bahwa Teheran tidak akan membiarkan rezim tersebut membuat Iran melawan negara-negara Muslim lainnya di kawasan Timur Tengah.

Pezeshkian juga mencatat bahwa diperlukan perdamaian di kawasan tersebut demi kesejahteraan rakyat di sana, mengecam kebijakan rezim Zionis yang gemar berperang.