Penutupan Selat Hormuz Jadi Ancaman, Langkah Prabowo Amankan Pasokan Migas dari Rusia Tepat


Anggota Komisi XII DPR RI, Syarif Fasha angkat bicara soal ketegangan geopolitik yang memanas di kawasan Timur Tengah, khususnya konflik antara Iran dan Israel yang turut menyeret Amerika Serikat, berpotensi mengganggu stabilitas pasokan energi global. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Selat Hormuz, jalur strategis yang dilalui sekitar 20 persen distribusi minyak dan gas (migas) dunia bakal ditutup Iran.

Syarif mengatakan, penutupan tersebut akan berdampak besar terhadap kelancaran distribusi energi global, termasuk Indonesia yang masih sangat bergantung pada impor migas. Namun, di tengah situasi tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan komitmennya untuk mengalokasikan pasokan migas bagi Indonesia. Dia menyabut langkah positif tersebut, mengingat Indonesia masih menghadapi defisit antara kapasitas lifting dan konsumsi migas domestik.

“Lifting kita baru diangka 630 ribu barrel per hari. Kebutuhan kita akan BBM saja sudah lebih dari 1 juta barrel per hari. Kemampuan refenery dalam negeri hanya berkisar 300 – 400 ribu barrel per hari. Berarti kita masih sangat banyak membutuhkan minyak dan gas,” ujar Syarif dihubungi inilah.com, Jakarta, Senin (23/6/2025).

Syarif mengaku, dukungan Rusia menjadi angin segar bagi ketahanan energi nasional. Selain pasokan migas, ke depan kerja sama strategis juga mencakup pengembangan energi nuklir sebagai alternatif pengganti energi fosil.

Lebih lanjut, dia juga menyatakan akan mendukung penuh upaya diplomatik Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan lobi strategis dengan Rusia.

“Secara pribadi saya mendukung loby Presiden Prabowo untuk mendapatkan pasokan migas dari Rusia apalagi kedepannya akan mendapat dukungan untuk pengembangan nuklir sebagai energi pengganti Fosil,” tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin memastikan Indonesia bakal mendapat tambahan pasokan minyak dan gas bumi (migas). Rusia berkomitmen untuk mengekspor migas ke Indonesia.

Hal ini disampaikan Putin dalam keterangan pers usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025).

“Kami bersedia menambah pasokan minyak dan gas alam cair ke pasar indonesia,” kata Putin.

Putin mengatakan, perusahaan Rusia, Rosneft juga akan bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) membangun kilang minyak di kawasan Petrokimia, Jawa Timur.

Ia mengaku Rusia bersedia ikut serta dalam membangun proyek baru untuk memodernisasi infrastruktur di Indonesia. “Supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang tua,” ucapnya.