Pertamina NRE Investasi US$120 Juta di Perusahaan EBT Filipina, Perkuat Transisi Energi RI


Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan energi terbarukan asal Filipina, menandatangani share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai US$120 juta pada Kamis, 19 Juni 2025. Kerja sama strategis ini menandai kepemilikan Pertamina NRE atas 20 persen saham CREC.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE John Anis dan CEO CREC Oliver Tan, serta disaksikan oleh PTH Direktur Utama Pertamina Salyadi Saputra.

“Kerja sama strategis ini menjadi milestone tidak saja bagi Pertamina NRE dan CREC tapi juga bagi Indonesia dan Filipina. Bagi Pertamina NRE, kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau sekaligus pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau. Dan bagi Indonesia, kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” ujar John Anis dalam sambutannya.

Chairman CREC Edgar Saavedra menyampaikan, “Untuk mewujudkan visi menjadikan Filipina sebagai bagian dari ekonomi Dunia Pertama yang menggunakan energi terbarukan sepenuhnya, kami merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan baik di dalam maupun luar negeri. Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia.”

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini. “Selamat kepada Pertamina NRE dan CREC atas capaian strategis dalam upaya meningkatkan bisnis hijau. Tujuan dari kerja sama ini juga penting untuk hubungan kedua negara, di mana ini bisa menjadi contoh yang baik di kawasan regional, khususnya ASEAN. Karena kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yakni di masa depan akan ada investasi yang masuk di Indonesia sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina NRE dan CREC,” ujarnya.

Manfaat Strategis untuk Indonesia dan Kerja Sama Kredit Karbon

Kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara. Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis, antara lain:

  • Pengembangan sumber daya manusia terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.
  • Implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari.
  • Mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60 persen pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL).
  • Meningkatnya penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
  • Meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara.
  • Menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.

Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW) dan memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan 1 GW akan tercapai tahun ini. Selain itu, portofolio CREC meliputi proyek pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW, di mana empat proyek (543 MW) berada di tahap pengembangan.

Pada kesempatan yang sama, kedua entitas juga menandatangani framework agreement atau perjanjian kerangka kerja untuk investasi energi terbarukan di Indonesia dan pengembangan kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan. Melalui kerja sama ini, keduanya sepakat melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS dan PLTB di Indonesia, serta pengembangan dan perdagangan kredit karbon.

Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional. Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia mendukung langkah Pertamina, sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini merupakan bentuk pelaksanaan peran Danantara Indonesia dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk energi hijau.

Deputi Menteri Energi Filipina Mylene Capongcol menggarisbawahi peran kunci dari kemitraan ini dalam memperkuat kerja sama energi di tingkat regional. “Filipina tidak hanya akan mencapai targetnya, tapi juga menunjukkan bahwa kami mendukung secara aktif terhadap kerja sama energi dan energi berkelanjutan di Asia Tenggara,” ujarnya.

Kerja sama ini merupakan bentuk implementasi dari nota kesepahaman tentang energi yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Filipina pada Januari 2024. Dengan kolaborasi strategis ini, kedua negara saling membuka peluang untuk mempercepat transisi energi melalui investasi energi terbarukan.