Ancaman Elon Musk, yang beberapa jam kemudian ditariknya kembali, untuk menghentikan penggunaan wahana antariksa Dragon milik SpaceX oleh badan antariksa AS NASA akan menjadi pukulan besar bagi NASA.
Pasalnya, hal tersebut akan membuat NASA kehilangan satu-satunya wahana antariksa buatan AS yang mampu mengirim astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan secara drastis mengubah cara NASA mengakses laboratorium senilai US$100 miliar yang sedang mengorbit di antariksa tersebut, demikian dilansir oleh The Washington Post, Sabtu (7/6/2025).
Ancaman Musk itu, yang diunggah di platform media sosial X, dilontarkan di tengah eskalasi perseteruan antara orang terkaya di dunia tersebut dengan Presiden AS Donald Trump. Perseteruan di antara keduanya memanas setelah Trump mengancam akan membatalkan semua kontrak federal perusahaan Musk.
“Mengingat pentingnya SpaceX bagi program-program federal, memburuknya hubungan tersebut dapat membuat NASA, Pentagon, dan badan-badan intelijen berada dalam kesulitan,” catat The Washington Post.
Beberapa jam setelah melontarkan ancaman tersebut, Musk berubah pikiran. Menanggapi sebuah unggahan di X, yang mengatakan bahwa dia harus menenangkan diri dan mempertimbangkan kembali, Musk berkata, “Baiklah, kami tidak akan menonaktifkan Dragon.”
Selama bertahun-tahun, SpaceX menjadi kontraktor penting yang meluncurkan berbagai muatan keamanan nasional AS yang bersifat sensitif, seperti satelit yang memberikan peringatan rudal, komunikasi untuk medan perang, dan amunisi terpandu ke target yang tepat.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara NASA, Bethany Stevens, tidak membahas bagaimana NASA akan terus mengirimkan astronautnya ke ISS tanpa SpaceX.
Ia hanya mengatakan: “NASA akan terus melaksanakan visi Presiden untuk mewujudkan tujuan luar angkasa secara maksimal. Kami akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra industri kami guna memastikan tujuan Presiden di luar angkasa tercapai.”