News

Presiden Lula Tuding Polisi dan Intelijen Terlibat dalam Kerusuhan di Brasil

Presiden terpilih Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva menduga pihak kepolisian sengaja membiarkan pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro menyerbu gedung Istana Kepresidenan, Mahkamah Agung, dan Kongres.

Kecurigaan pihak kepolisian terlibat atau membantu ini didasari karena aparat dan intelijen kecolongan menghalau pendemo untuk menyerbut gedung-gedung tersebut pada Minggu (8/1/2023).

“Kepolisian mengabaikan (ancaman serangan). Intelijen Brasilia juga mengabaikannya,” ujar Lula dalam rapat pemerintahan pada Senin (9/1/2023), seperti dikutip CNN.

Selain itu, kecurigaan semakin menguat setelah munculnya beberapa video yang memperlihatkan sejumlah aparat kepolisian sedang berbicara dengan para pendemo. Hal ini semakin menguatkan dugaan jika polisi dan intelijen sengaja membiarkan agar kerusuhan ini terjadi.

“Sangat mudah dilihat di cuplikan-cuplikan, petugas kepolisian berbicara ke para penyerang. Ada kerja sama diam-diam yang eksplisit antara kepolisian dan demonstran,” katanya.

Sebelumnya, muncul sejumlah video yang diperoleh CNN menunjukkan jika kepolisian memang terlihat hanya memantau ketika para demonstran memasuki gedung-gedung instansi pemerintahan di Brasilia itu.

Selain itu, sejumlah menteri dalam kabinet Lula  juga mencurigai kepolisian dan intelijen, termasuk Menteri Komunikasi Kepresidenan Brasil, Paulo Pimenta terlibat dalam penyerbuan massa ke dalam gedung istana presiden.

Silva menilai insiden besar yang terjadi pada Minggu (8/1/2023) tidak akan terjadi jika aparat keamanan memberlakukan keamanan yang ketat. Bahkan ada bukti kuat lainnya menunjukkan jika pintu menuju Kongres dan istana kepresidenan yang tak rusak ketika demonstran datang menyerbu.

Pihak Kepolisian Militer Distrik Federal Brasilian dan Angkatan Bersenjata Brasil belum memberikan tanggapan terkait tudingan dari Presiden Lula da Silva.

Sementara itu, para pejabat dan pihak berwenang Brasil menegaskan bahwa mereka akan memburu para demonstran yang menyerbu dan merusak gedung pemerintahan tersebut.

Hakim Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, juga sudah menghentikan sementara Gubernur Brasilia, Ibaneis Rocha, selama tiga bulan.

Dikenal sebagai sekutu Bolsonaro, Rocha sudah beberapa waktu menjadi gubernur distrik federal, yang wilayah kekuasaannya mencakup ibu kota Brasilia.

Di sisi lain, Bolsonaro mengaku tak terlibat dalam kerusuhan ini. Ia mengutuk para pendukungnya yang menyerang gedung-gedung pemerintahan.

Para simpatisan Bolsonaro menggelar aksi untuk menolak Lula yang sudah dilantik pada 1 Januari lalu. Lula dilantik setelah menang tipis dari Bolsonaro dalam pemilu putaran kedua pada Oktober 2022 lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button