Inersia

Ratusan Anak di Bantul Terkena TBC, Bagaimana Penularan Penyakit Ini?

ratusan-anak-di-bantul-terkena-tbc,-bagaimana-penularan-penyakit-ini?

Kasus tuberculosis (TBC) yang menimpa ratusan anak di Bantul, Yogyakarta melonjak. Katanya, salah satu faktor yang menyebabkan anak-anak terjangkit TBC adalah sering digendong atau diciumi orang di sekitarnya. Benarkah ciuman bisa menularkan penyakit TBC?

Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja melaporkan sebanyak 619 anak menderita TBC. Ia mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan anak-anak terjangkit TBC adalah sering digendong atau diciumi orang di sekitarnya.

“Jadi anak memang ada risiko penularan. Contoh anak umur 2 tahun, kan, sering digendong atau diciumi orang-orang. Hal itu [membuat] risiko kontak makin tinggi,” ujarnya.

Tentu saja informasi ini membuat siapapun terutama orang tua khawatir. Apalagi balita seringkali bersentuhan dan dicium oleh orang lain karena gemas. Anak-anak juga biasanya lebih aktif bergerak dan bersentuhan dengan siapa saja atau benda yang sudah terpapar bakteri TBC.

Bagaimana bakteri TBC menyebar?

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru-paru dan sistem pernapasan, meskipun dapat menyerang organ mana pun. Mengutip Healthline, ada dua jenis utama tuberculosis yakni infeksi TB laten (LTBI) dan penyakit TB aktif (terkadang hanya disebut sebagai penyakit TB atau TBC).

TB laten berarti Anda telah terinfeksi, tetapi tidak memiliki gejala. Jika Anda memiliki TB laten, rontgen paru tidak akan menunjukkan penyakit aktif.

TBC menular dan berbahaya dengan penyebaran melalui udara. Tetesan yang mengandung bakteri TBC jika dihirup akan menginfeksi dan menyebar dari satu orang ke orang lain. Ini berarti berada di dekat seseorang dengan penyakit TBC ketika mereka batuk, bersin, atau bahkan berbicara di dekat wajah untuk waktu yang lama membuat Anda berisiko tertular.

Saat seseorang menghirup bakteri TBC, bakteri tersebut dapat menetap di paru-paru dan mulai berkembang biak. Dari sana, mereka dapat bergerak melalui darah ke bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. TBC di bagian tubuh lain, seperti ginjal atau tulang belakang, biasanya tidak menular.

Ciuman dan berpelukan

Laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan, TBC tidak disebarkan ketika seseorang berjabat tangan, berbagi makanan atau minuman, menyentuh seprei atau tempat duduk toilet, berbagi sikat gigi atau berciuman.

Namun, jika Anda berada dalam jarak dekat selama jangka waktu tertentu dengan seseorang yang menderita TBC, Anda dapat tertular penyakit tersebut dari menghirup udara yang telah jenuh dengan bakteri.

Orang yang tinggal dan bekerja dengan seseorang yang memiliki penyakit TBC jauh lebih mungkin untuk terinfeksi daripada seseorang di masyarakat umum yang memiliki pertemuan sekilas dengan seseorang yang membawa penyakit TBC.

Apa saja gejalanya? Gejala yang muncul, biasanya batuk yang berlangsung lebih dari beberapa minggu. Batuk cenderung menghasilkan dahak, dan kadang-kadang mungkin bercak darah atau berwarna merah muda, menandakan pendarahan dan iritasi. Bisa juga diikuti dengan nyeri dada, terutama saat bernapas dalam-dalam atau batuk yang merupakan gejala umum.

Gejala lain mungkin termasuk kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, demam, panas dingin, dan kehilangan selera makan. Jika TBC telah menyebar ke bagian tubuh lain, gejala Anda mungkin berubah. Infeksi yang telah mencapai punggung, misalnya, dapat menyebabkan nyeri punggung.

Setelah diagnosis penyakit TBC dikonfirmasi melalui tes kulit TBC, tes darah, dan analisis dahak Anda, Anda harus memulai pengobatan sesegera mungkin. Dahak merupakan campuran air liur dan lendir pada batuk Anda ketika sakit.

Ada beberapa obat berbeda yang mungkin diresepkan berdasarkan jenis TB yang terdeteksi. Kombinasi yang paling sering untuk TB aktif termasuk antibiotik isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid. Perjalanan obat yang Anda konsumsi akan bergantung pada beberapa faktor, seperti usia dan sejauh mana perkembangan penyakit. Tetapi pengobatan khas untuk antibiotik TB adalah sekitar enam sampai sembilan bulan.

Tidak ada jaminan bahwa TB laten tidak akan berubah menjadi penyakit TB, tetapi bersikap proaktif tentang pengobatan dan mengikuti seluruh rangkaian antibiotik dapat membantu Anda pulih.

TBC pada Anak

TBC tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa, namun juga anak-anak. Karena itu orang tua diharapkan waspada dan mengetahui berbagai gejala yang muncul apabila anak mengalami TBC.

Kementerian Kesehatan RI di situs resminya mengungkapkan, secara umum, ada beberapa gejala TBC yang dapat terlihat secara fisik pada anak-anak. Seperti berat badan anak dengan gejala TBC Paru biasanya mengalami penurunan atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir. Gejala lainnya demam lama lebih dari 2 minggu dan atau berulang tanpa sebab dengan suhu umumnya tidak terlalu tinggi.

Berikutnya adalah mengalami batuk lama lebih dari 2 minggu yang makin lama makin parah dan tidak membaik dengan pemberian antibiotik. Si anak juga mengalami lemas atau lesu sehingga tidak aktif bermain. Gejala lainnya, munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak dan selangkangan.

Melakukan diagnosa TBC pada anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Pemeriksaan pada orang dewasa biasanya dengan dahak namun hal itu agak sulit dilakukan pada anak-anak. Jika hasilnya negatif ada akses tuberkulin atau foto toraks, dan penilaian dengan sistem pembobotan (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang.

TBC anak bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan tuntas. Jika obat tidak diminum dengan disiplin dan sampai tuntas, maka dapat berisiko menjadi TBC resistan atau kebal obat. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC pada anak yaktu vaksinasi BCG pada bayi yang baru lahir.

Juga pemberian asupan gizi seimbang untuk menjaga imunitas anak. Cari pula sumber penularan, adakah orang yang sakit TBC tinggal serumah atau kontak erat dengan anak. Orang yang sakit TBC ini harus mendapat pengobatan yang adekuat dan tuntas.

Lakukan pula pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada anak yang kontak serumah dengan pasien TBC aktif. Upayakan menjaga lingkungan rumah atau tempat tinggal tetap bersih, tidak lembab dan pastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.

Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bersegera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala TBC untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan secara tepat oleh petugas kesehatan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button