Market

Lahan Masih Kosong, BP Batam Janjikan Relokasi akan Lebih Humanis

Badan Pengusahaan (BP) Batam perlahan-lahan melunak dengan rencana relokasi warga kampung tua di Kelurahan Sembulang, Pulau Rempang Batam tidak ada batas akhir. Bisa jadi karena lahan relokasi warga masih hutan, belum bisa ditinggali korban investasi Rempang Eco City ini.

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi memastikan waktu relokasi warga yang terdampak proyek investasi di Pulau Rempang pada tahap awal. Artinya bukan pada tanggal 28 September besok seperti yang telah luas beredar.

Hal ini disampaikan Rudi saat menggelar konferensi pers di kantor BP Batam di Batam, Kepulauan Riau, Selasa 26 September 2023.

“Artinya tanggal 28 September tidak ada isu-isu yang dilemparkan, bahwa sementara tetap akan jalan dan tidak ada batas akhir (pergeseran warga) seperti yang dikabarkan pada tanggal 28 September ini,” kata Rudi dilansir dari Antara, Rabu (27/9/2023), yang mengutip dari konferensi pers di kantor BP Batam di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (26/9/2023).

Ia menjelaskan, upaya relokasi warga Pulau Rempang juga akan dilakukan secara humanis. Dia memerintahkan, semua instansi yang terlibat untuk lebih mengedepankan hubungan emosional kepada warga.

“Pertama saya sampaikan bahwa seluruh petugas, baik dari BP Batam, pemkot dan TNI/Polri, saya berharap dalam melakukan kegiatan, lebih bagus mengedepankan hubungan emosional yang dekat, agar tidak merugikan kita semua. Secara lisan sudah saya sampaikan, tapi secara resmi akan saya sampaikan besok terkait pendekatan humanis lebih baik,” tutur Rudi.

Menurut Rudi lagi, pendekatan humanis kepada masyarakat penting dilakukan, sehingga warga akan lebih memahami terkait kebijakan yang diberikan. “Sehingga tidak ditunggangi isu-isu yang menyesatkan,” kata dia.

Untuk tahap pertama pengerjaan proyek investasi ini, BP Batam fokus memindahkan warga dari empat kampung yang ada di Kelurahan Sembulang. Warga yang bersedia, akan carikan rumah sewa atau ruko, sesuai yang mereka pilih.

“Untuk rumah susun tidak ada lagi, karena 99,99 persen mereka itu memang tidak mau tinggal di rusun,” katanya.

Tunggu Izin Pemerintah Pusat

Soal lahan relokasi, katanya, terdapat lokasi baru itu berada di Tanjung Banon yang masih berada di dalam wilayah Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

“Jadi, nanti terserah mereka mau pilih yang mana. Di Dapur 3 Sijantung sedang kami kerjakan, dan mau ke Dapur 6 Tanjung Banon juga silakan,” ujar Rudi.

Untuk perkembangannya, kata dia, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengerjaan di lokasi relokasi yang ditargetkan selesai dalam waktu tujuh bulan.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menambahkan, ditambahnya satu lokasi baru untuk relokasi warga itu merupakan hasil permintaan warga saat bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Pulau Rempang.

“Seperti yang Pak Bahlil bilang, ada rencana menambah (lahan relokasi-red) di Dapur 6 Tanjung Banon,” kata Ariastuty.

Namun, kata dia, lokasi baru itu masih dalam pembahasan dan menunggu arahan dari pemerintah pusat. “Kami masih menunggu kepastiannya, besok bapak (Kepala BP Batam) juga akan dipanggil Menko Perekonomian, kita tunggu saja,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button