Market

Indonesia Surganya Impor, Gula Menipis ID Food Borong Gula dari Brazil Rp1,5 Triliun

Ternyata, Indonesia tak hanya kekurangan beras sehingga harus impor 1,5 juta ton pada akhir tahun ini. Persediaan gula pun menipis. Lagi-lagi harus impor.

Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan, ID Food bakal mendatangkan 125.675 ton gula konsumsi dari Brasil. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu penerbitan surat izin impor.  

“Menunggu (izin impor), begitu keluar kita langsung urus. Kemungkinan tiba paling cepat Desember 2023,” ujar Frans di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Untuk memborong gula dari negeri Samba itu, Frans menyebut, ID Food menggelontorkan duit Rp1,5 triliun. Sebagian dananya diambilkan dari dana cadangan pangan pemerintah. Sisanya dari pinjaman komersial perbankan. “Sisanya kan tinggal 125.000-an ton, kurang lebih Rp1,5 triliun,” ungkapnya.

Frans menjelaskan, rencana impor 125.675 ton gula ton dari Brasil ini, merupakan sisa dari kuota penugasan impor gula 2023, sebanyak 250.000 ton raw sugar, atau setara 230.000 ton gula kristal putih.

Pada awal 2023, kata dia, kuota impor gula yang telah direalisasikan sebanyak sekitar 97.000 ton. Sebanyak 90 persen dari India, sisanya yang  10 persen dari Thailand.

Hanya saja, kata Frans, sejumlah negara menerapkan restriksi ekspor gulanya. Sebut saja India, saat ini tidaklagi mengekspor gulanya hingga pertengahan tahun depan. Negara lain memang ada yang masih membuka peluang ekspor namun jumlahnya kecil.

“Thailand, gula yang diekspor kecil kuantitasnya. Tidak mencukupi. Di sisi lain, ada peluang harga gula melonjak. Namun, risiko itu terjadi seiring musim giling tebu yang akan segera berakhir,” paparnya.  

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, rata-rata harga gula secara nasional per 10 Oktober 2023, mencapai Rp15.480 per kilogram (kg), atau naik 0,99 persen ketimbang kemarin.

Untuk itu, importasi gula perlu segera direalisasikan sebagai antisipasi menghadapi naiknya kebutuhan saat hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan lebaran tahun depan yang lebih cepat, yakni awal April 2024.

“Jadi kita ini juga mendorong keputusan stabilisasi kita dapatkan secepatnya dan kebetulan juga musim giling gula ini sebentar lagi berakhir,” tutur Frans.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button