Market

Selama Konsumsi dan Investasi Aman, Ekonomi RI Anteng di 5 Persen

Ekonom Segara Research Institute, Piter Abdullah memperkirakan, perekonomian 2023 bisa tumbuh 5 persen. Ditopang tingginya konsumsi dan investasi.

“Kalau kita bisa mempertahankan, dengan meredanya pandemi, mobilitas masyarakat dan permintaan domestik yang masih tinggi, perekonomian kita sangat mudah untuk tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan,” kata Piter dalam OCBC NISP Business Forum di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Kata Piter, sejak 2022, beberapa negara di dunia sudah diperkirakan mengalami stagflasi. Namun, Indonesia justru mencetak pertumbuhan 5,31 persen. Atau kembali ke kisaran 5 persen per tahun.

“Hal ini menjadi refleksi di 2023 bahwa kondisi buruk perekonomian global tidak perlu menjadi kekhawatiran di Indonesia,” ungkap Piter.

Kenaikan harga komoditas global yang berdampak terhadap inflasi yang terlalu tinggi di sejumlah negara di dunia justru dapat menguntungkan Indonesia, sebagaimana tampak dari surplus neraca perdagangan yang dialami Indonesia sejak 2021.

Pada 2023, harga komoditas global diperkirakan akan melandai tapi masih berada di atas level pada 2019 karena konflik geopolitik yang masih berlangsung membuat rantai pasok global terganggu.

Karena itu, harga komoditas diperkirakan akan tetap tinggi yang berpengaruh terhadap ekspor.

Konsumsi domestik dan investasi menjadi dua sektor yang perlu dijaga untuk memastikan perekonomian nasional tumbuh hingga 5 persen pada tahun ini.

“Kalau ekspor dan permintaan domestik baik, seiring dengan meredanya pandemi, PPKM dihentikan, mobilitas masyarakat tinggi, perekonomian dapat kembali ke level normal,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button