Sokonindo Automobile resmi meluncurkan Seres 3, SUV listrik terbarunya di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025, Selasa (29/4/2025) di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Melalui peluncuran ini, Sokonindo menegaskan komitmennya memperkuat kehadiran di pasar kendaraan listrik nasional, di tengah kondisi industri yang juga sedang diramaikan isu gangguan premanisme ormas di kawasan industri.
CEO PT Sokonindo Automobile, Alexander Barus, mengatakan Seres 3 dirancang untuk konsumen urban dan profesional muda yang mengutamakan gaya hidup dinamis tanpa meninggalkan kepedulian lingkungan.
“Kami memahami kebutuhan konsumen yang menginginkan mobil listrik stylish, berperforma tinggi, dan ramah lingkungan. Seres 3 menjadi jawaban atas kebutuhan itu,” ujar Alexander ditemui inilah.com di gelaran PEVS 2025, Selasa (29/4/2025).
Seres 3: Performa, Harga, dan Target
Seres 3 dibekali baterai 54 kWh dengan jarak tempuh hingga 412 km (pengukuran NEDC) dan waktu pengisian cepat dari 20–80 persen hanya dalam 40 menit. Motor listriknya menghasilkan tenaga 201 dk dengan torsi 310 Nm, memungkinkan akselerasi 0–100 km/jam dalam 8,5 detik.
Selama PEVS 2025, Seres 3 ditawarkan dengan harga promosi Rp370 juta hingga Rp398 juta (on the road Jakarta), dengan opsi pre-booking Rp1 juta. Sokonindo menargetkan penjualan 1.800 hingga 2.000 unit Seres 3 hingga akhir 2025.
Fokus ke Produksi Lokal, Tak Mau Terpancing Isu Ormas
Menanggapi pertanyaan soal gangguan ormas yang belakangan ramai melanda kawasan industri di Jawa Barat dan sekitarnya, Alexander memilih untuk tetap fokus pada jalur produksi dan pengembangan bisnis.
“Soal itu (gangguan ormas), biarlah pemerintah yang mengurus. Kami fokus produksi dan melayani konsumen,” ujarnya singkat.
Sebagai informasi, beberapa kawasan industri seperti Subang dan Cikande memang belakangan menghadapi gangguan dari kelompok ormas yang memaksakan rekrutmen tenaga kerja atau menarik pungutan liar, sehingga menjadi perhatian serius pemerintah.
Alexander menegaskan pabrik Sokonindo di Cikande tetap berjalan normal. Produksi kendaraan listrik, termasuk Seres 3 dan DFSK Gelora E, terus didorong untuk mendukung akselerasi kendaraan listrik nasional.
Lokalisasi Produksi Tetap Jalan
Sokonindo juga mengonfirmasi komitmennya terhadap lokalisasi produksi, meski pemerintah tengah mengkaji relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Saat ini, tingkat kandungan lokal produk mereka sudah mencapai 40–42 persen.
“Terlepas dari ada TKDN atau tidak, kami tetap dorong penggunaan komponen lokal. Ini soal efisiensi jangka panjang dan kemandirian industri,” tegas Alexander.
Sebagai informasi, dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pabrik di kawasan industri Jawa Barat, termasuk Subang dan Cikande, dilaporkan menghadapi gangguan dari kelompok ormas yang memaksakan rekrutmen tenaga kerja atau melakukan pungutan liar. Aparat kepolisian telah melakukan beberapa penindakan terhadap kasus premanisme ini.
Gangguan tersebut menjadi perhatian serius karena dapat menghambat investasi, termasuk di sektor kendaraan listrik yang tengah digencarkan pemerintah. Pemerintah daerah dan pusat kini memperkuat upaya penertiban untuk memastikan keamanan dan kelancaran kegiatan industri.