Setelah 97 Tahun Kuras Minyak di Blok Rokan, Chevron Incar Blok Migas Raksasa di Indonesia


Setelah 97 tahun menghisap minyak dari Blok Rokan, Riau, Chevron minggat dari Indonesia pada 2021. Kini, perusahaan migas asal AS itu, ingin balik ke Indonesia untuk menguras kekayaan alam di sejumlah blok migas.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengaku tengah menawarkan blok minyak dan gas bumi (migas) di kawasan Bali dan Indonesia timur kepada Chevron. “Kami akan menawarkan potensi di daerah Bali, misalnya kan. Terus di daerah lain, di timur yang potensinya cukup besar,” ucap Djoko di sela-sela IPA Convention & Exhibition, Tangerang, Banten, dikutip Rabu (21/5/2025).

Djoko menjelaskan, blok mgas di Bali dan Indonesia timur yang ditawarkan, memiliki cadangan migas yang cukup besar. Sekitar 15 TCF, atau bisa lebih tinggi.
Tawaran tersebut merespons minat Chevron untuk kembali berinvestasi di industri hulu migas Indonesia.

Djoko menyampaikan, saat ini, Chevron sedang berburu blok-blok migas raksasa di Indonesia. “Mereka ingin cari yang besar-besar supaya sekalian, potensinya besar, investasi besar, dapatnya juga besar,” kata Djoko.

Terkait data blok migas dari pemerintah, Djoko menyampaikan bahwa Chevron baru melakukan diskusi awal dan nanti dipelajari lebih lanjut. Jika sudah masuk ke Indonesia, Chevron akan fokus eksplorasi. 

“Mereka masih mencari, mengevaluasi, melihat mana yang Indonesia bisa berikan, potensi-potensi yang cukup besar. Karena ini (eksplorasi) high risk,” tuturnya.

Sebelumnya, Djoko menyampaikan, terdapat 25 perusahaan minyak dan gas bumi (migas), termasuk Shell, Chevron, hingga TotalEnergies, yang tertarik untuk mengeksplorasi potensi industri hulu migas Indonesia.

Dalam rangka memfasilitasi perusahaan-perusahaan migas yang tertarik dengan industri hulu, Djoko menyampaikan pemerintah sudah menyediakan data industri hulu migas yang lebih baik, fiscal term atau ketentuan fiskal hulu migas yang lebih fleksibel, serta kemudahan perizinan yang didukung oleh pemerintah.

Selain itu, Indonesia juga sudah meningkatkan konektivitas data dan memiliki aturan soal keterbukaan data.

Ketertarikan dari berbagai perusahaan migas tersebut selaras dengan pemerintah Indonesia yang menawarkan 60 blok minyak dan gas baru untuk dieksplorasi pada 2025 hingga 2027.

Langkah tersebut ditempuh dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.