Ototekno

Terungkap Alasan Kuat Pegipegi Ditutup


PT Go Online Destinations atau Pegipegi, salah satu startup agen perjalanan online atau online travel agent (OTA) di Indonesia, mengumumkan penutupan operasinya per 11 Desember, mengakhiri hampir 12 tahun perjalanannya di industri travel. Penutupan ini menandai babak baru dalam persaingan sengit di sektor pariwisata digital, yang menyoroti tantangan yang dihadapi oleh startup dalam menghadapi pesaing yang lebih besar dan masalah pendanaan yang kritis.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menekankan bahwa keberadaan banyak platform serupa telah meningkatkan persaingan, mengakibatkan Pegipegi tertinggal. 

“Beberapa maskapai penerbangan dan perhotelan kini juga mengembangkan platform mereka sendiri, menyediakan transaksi langsung yang lebih menarik bagi konsumen,” ujar Huda dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023). Ini menambah tekanan pada startup seperti Pegipegi yang sudah bergulat dengan keterbatasan dana.

Huda menambahkan bahwa fenomena ini bukan hanya terjadi pada sektor OTA, tapi juga startup digital secara umum, di mana banyak yang terpaksa menutup atau melakukan efisiensi karyawan karena kesulitan pendanaan. “Sudah ada dua startup digital yang tutup, termasuk Rumah.com dan Pegipegi. Tanpa pendanaan yang cukup, mereka tidak mampu bersaing,” terang Huda.

Pengamat Ekonomi Digital dari ICT Institute, Heru Sutadi, mengungkapkan bahwa kondisi ini adalah dampak dari ‘tech winter’ yang berlangsung lama. 

“Banyak startup masih terus membakar uang, berjuang untuk bertahan, dan membutuhkan investasi yang lebih besar untuk mendominasi pasar,” kata Heru kepada inilah.com. 

Tech Winter sendiri adalah istilah populer yang menggambarkan kondisi perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi mulai tumbang dan gugur satu per satu. Tech winter juga dikenal sebagai kondisi di mana terjadi penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Selain itu Heru juga menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah memukul bisnis startup pariwisata, khususnya di sektor akomodasi dan transportasi, membuatnya sulit bagi mereka untuk pulih.

Pegipegi, yang beroperasi sejak hampir 12 tahun lalu, mengumumkan penutupannya melalui situs resminya. “Dengan berat hati, hari ini per tanggal 11 Desember Pegipegi harus pamit,” tulis perusahaan tersebut. Meskipun telah menjadi teman perjalanan bagi banyak orang Indonesia, Pegipegi tidak mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat dari para pemain utama seperti Traveloka dan Tiket.com, serta pesaing internasional seperti Booking.com dan Agoda.

Penutupan ini tidak hanya menandai akhir perjalanan Pegipegi, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh startup OTA di Indonesia. 

Dengan meningkatnya persaingan dan kebutuhan akan pendanaan yang besar, masa depan startup di industri ini tampak semakin tidak pasti. Bagi konsumen yang terdampak, Pegipegi menegaskan bahwa tiket dan pemesanan hotel yang sudah dibeli masih berlaku dan mereka dapat menghubungi layanan pelanggan untuk pertanyaan atau pengembalian dana.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button