Solusi MUI untuk Timnas Israel: Bertanding di Singapura Selama Piala Dunia U-20

Rencana kedatangan tim nasional sepak bola U-20 Israel ke Indonesia saat Piala Dunia U-20 digelar mulai Mei mendatang mengundang pro dan kontra. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sudarnoto Abdul Hakim menyebut jika timnas Israel dapat bertanding di luar Indonesia, itu akan menjadi salah satu solusi.

“Israel bisa main tapi jangan di Indonesia kalo bisa di Singapura karena bisa saja dilakukan pembicaraan karena mengingat situasinya keadaannya bisa menjadi pertimbangan,” kata Sudarnoto kepada inilah.com, Sabtu (18/3).

Ia menambahkan, tentu upaya diskusi dengan FIFA bisa melalui pemerintah Indonesia, untuk meyakinkan FIFA agar perhelatan Piala Dunia ini tetap jalan, Indonesia aman dan tidak menginjak-injak konstitusi. Itulah yang paling penting, selanjutnya lihat sikap FIFA seperti apa.

“Secara personal, saya berpikir begitu (Timnas Israel bertanding di negara lain), Singapura kan sahabat dekat Israel, tentu ini keputusan yang tidak gampang karena Singapura akan menyiapkan, tapi cuma Israel dengan beberapa timnas negara lain,” ujar Sudarnoto.

Menurutnya, mungkin jika Timnas Israel bertanding di luar Indonesia, itu bisa jadi salah satu solusi, karena pertimbangan masalah keamanan.

Sudarnoto mengingatkan, kalau dibiarkan akan terjadi eskalasi pro dan kontra terkait Timnas Israel datang ke Indonesia. Kalau eskalasi ini dibiarkan, akan semakin meningkat.

“Itu pasti keamanan ekstra (bagi Timnas Israel) juga membuat tidak nyaman, secara psikologis juga tidak nyaman,” jelas dosen Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Sudarnoto mengatakan, MUI sebagai mitra pemerintah menyampaikan saran, tausiyah dan pandangan, supaya pemerintah juga terjaga kewibawaannya termasuk kedaulatannya dan konstitusinya.

“Jangan kedaulatan pemerintah dan kita terjebak oleh jebakan FIFA,” katanya.

Menurut Sudarnoto, penolakan tersebut bukanlah diskriminasi, melainkan menjunjung tinggi semangat keadilan dan hubungan unik antara Indonesia dan Palestina

Exit mobile version