Sri Mulyani ‘Tunjuk Hidung’ WTO: Sangat Kurang Berfungsi Hadapi Perang Tarif Trump


Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengomentari peran world trade organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia yang saat ini tak berfungsi dalam menghadapi perang tarif resiprokal yang ditekan Amerika Serikat.

“Banyak negara yang masih berharap, harusnya kalau ada dispute, ‘We have to settle it di WTO‘, tapi WTO sekarang tidak atau sangat kurang berfungsi,” ujar Sri Mulyani dalam acara Economic Update 2025, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/6/2025)

Menurutnya, WTO gagal dalam melaksanakan perannya untuk menyelesaikan persoalan tarif secara formal. Sehingga banyak negara yang memilih untuk menyelesaikan sendiri tanpa bantuan badan organisasi.

“Hari ini negara-negara besar tidak mempercayai lembaga multilateral (WTO, WHO,IMF) karena merasa tidak terwadahi interest-nya. Sehingga negara-negara yang kuat merasa, ‘That I have to solve my own problem, without using those multilateral institution,” tegas dia.

Bendahara negara itu menyebut, bahwa saat ini dunia lebih memilih untuk mengamankan kepentingan masing-masing.

“Persaingan ini telah pada suatu titik yang dianggap bahwa kalau salah satu pihak menang, maka yang lain akan kalah. Situasi inilah yang mendasari yang kita sebut uncertainty,” kata dia.

“Coba kita lihat akhir-akhir ini, dalam dua bulan terakhir. Negara terbesar, Amerika Serikat, terkuat, ekonominya terbesar yang merasa menjadi victim dari globalisasi yang merupakan sistem yang diadvokasi oleh Amerika Serikat sendiri,” sambungnya.

Diketahui, tarif resiprokal AS ditetapkan Presiden Donald Trump pada 2 April 2025. Namun, ia menunda implementasinya selama 90 hari sejak 9 April 2025 demi membuka ruang negosiasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin tim delegasi Indonesia sudah bertemu sejumlah anak buah Trump sejak 17 April 2025, seperti Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dan Pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer. Ia mengklaim Indonesia dan AS sepakat menyelesaikan negosiasi dalam 60 hari.