News

Surya Paloh Singgung Pemimpin Lupa Diri di Tengah Bangsa Haus Keteladanan

Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh menyebut bangsa Indonesia saat ini tengah haus keteladanan. Namun, sosok yang menyandang status pemimpin justru lupa diri sehingga seolah tak mendengar jeritan rakyat.

“Bagi kita untuk meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak kalah pentingnya adalah suri keteladanan. Bangsa ini haus akan keteladanan, butuh, menjerit. Nah sang pemimpin dia telah lupa diri,” kata Surya dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) III Badan Advokasi Hukum Partai NasDem, di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023).

Dia menjelaskan, kehadiran sosok pemimpin tersebut di tengah rakyat sejatinya sangat dibutuhkan.

Lebih jauh, Paloh menilai, masyarakat saat ini sedang terjebak dalam pragmatisme yang tinggi. Dengan kata lain, tidak ada urusan berpikir strategis jangka panjang.

“(Untuk) negara 100 tahun ke depan, karena semua terlibat (dengan pemikiran) ‘aku berpikir untuk hari ini’,” imbuh Surya.

“(Ibaratnya) kalau ada yang memberi uang Rp100 ribu itu lebih bagus, ketimbang kepentingan (rakyat) 100 atau 200 tahun yang akan datang,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Paloh juga membahas mengenai kompetisi alam baru yang dilegalkan oleh konstitusi. “Mau ikut Pilkada? Pilihan langsung. Mau pilpres? Pilihan langsung. Untuk dan atas nama demokrasi, dan ini adalah demokrasi kita hari ini,” jelas Paloh.

Dia turut mempertanyakan apakah dengan berjalannya sistem dan model demokrasi yang saat ini diterapkan, para elite dapat memikirkan konsekuensi dari setiap tindakannya.

“Apakah terpikirkan oleh kita ada konsekuensi yang kita bayar mahal dari apa yang kita adposi, dari model demokrasi yang seperti ini?,” jelas Paloh.

“Yang kita bayar mahal adalah potret sosial masyarakat kita, bangun kesadaran masyarakat kita, moralitas masyarakat kita,” lanjutnya

Menurut Paloh, jika bangsa ini tak lagi tetap menjaga asas kepatutan dan kepantasan, maka Indonesia harus bersiap menerima kenyataan.

“Sudah terpindahkan itu kalimat yang tepat, terpindahkannya hukum rimba ke kota. Ini yang kita hadapi hari ini, siapa kuat dia yang dapat,” ujar Paloh menegaskan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button