News

China Tunjuk Seorang Perempuan yang Kuasai Isu-isu Asia untuk Jadi Jubir

Kementerian Luar Negeri China (MFA) kembali memilih seorang perempuan sebagai juru bicaranya. China menunjuk seorang diplomat perempuan bernama Mao Ning yang memulai tugasnya pada Senin (5/9) di Beijing.

“Selamat sore rekan-rekan media. Hari ini saya tidak memberikan keterangan pers, tapi memperkenalkan rekan baru,” kata juru bicara merangkap Direktur Jenderal Departemen Informasi MFA Wang Wenbin.

Dia mengatakan, Mao bukan orang asing di MFA, sebab Mao sudah bergabung sejak 27 tahun lalu dengan pengalaman utamanya terhadap isu-isu Asia.

“Dia adalah seorang diplomat berpengalaman dan komunikator yang baik. Saya yakin dia akan menjalin hubungan kerja yang baik dengan rekan-rekan media,” kata Wang sambil mempersilakan Mao memperkenalkan diri.

Mao mengaku akan menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional. Bahkan dia akan meneruskan pendahulunya dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan luar negeri pemerintah China.

“Selamat sore sahabat media. Saya merasa sangat terhormat menjadi juru bicara ke-33 MFA. Sangat senang bisa mengenal semua orang di sini. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang sama sekali baru. Saya akan belajar dari rekan-rekan juru bicara dan pendahulu saya dan bergabung dengan rekan-rekan saya dalam mempresentasikan kebijakan luar negeri China secara tepat waktu dan akurat,” kata perempuan kelahiran Desember 1972 beretnis Han, etnis mayoritas di China.

Mao Ning Jadi Perempuan Kedua yang Jadi Jubir MFA

Perempuan bergelar master, yang kini menjabat Deputi Direktur Jenderal Departemen Informasi MFA itu, sebelumnya menjabat Deputi Direktur Jenderal Departemen Asia MFA.

Dia juga pernah menjabat Direktur Kantor Urusan Semenanjung Korea Departemen Asia MFA dan konsuler di Kedutaan China di Amerika Serikat.

Dengan bergabungnya Mao, maka MFA kembali memiliki jubir perempuan setelah Hua Chunying, yang dipromosikan sebagai Wakil Menlu China.

Posisi Hua sebagai Dirjen Departemen Informasi MFA digantikan oleh Wang Wenbin sejak November 2021.

Setelah resmi menjadi jubir, Mao langsung menyampaikan sikap pemerintah China terhadap situasi global, salah satunya dengan menentang pembatasan harga minyak Rusia.

Dia kekhawatiran dengan pembatasan in akan menimbulkan gejolak atas keamanan energi yang semakin bergantung pada impor minyak Rusia.

“Minyak adalah salah satu komoditas global dan sangat penting untuk menjamin keamanan pasokan energi global,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers reguler.

“Kami berharap negara-negara terkait akan melakukan upaya konstruktif untuk meredakan situasi melalui dialog dan konsultasi, bukan sebaliknya,” tambahnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button