Tantowi Yahya Ungkap Alasan Pilih Berobat ke Malaysia Bukan di Indonesia


Baru-baru ini, Tantowi Yahya mengungkap beberapa alasan masyarakat Indonesia memilih berobat ke Penang, Malaysia ketimbang di dalam negeri sendiri.

Sedikitnya, mantan pembawa acara televisi tersebut menyebutkan ada tiga alasan utama dan faktor tambahan yang membuat WNI senang berobat ke negara tetangga.

Hal itu diungkap Tantowi dalam sebuah unggahan di akun TikTok pribadinya @tantowi2023, berdasarkan hasil observasi dan pengalaman langsung yang ia alami saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Penang.

“Yang pertama adalah tingkat akurasi yang tinggi. Ini barangkali produk mesin-mesin modern yang mereka gunakan dan dikombinasikan dengan dokter-dokter hebat, profesional, dan begitu juga perawat-perawatnya,” terang mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru itu seperti inilah.com kutip dari akun TikTok pribadinya @tantowi2023, Rabu (11/06/2025). 

Alasan kedua adalah soal kecepatan layanan. Di sana, pasien tidak harus menunggu lama untuk mendapat tindakan, misal medical check-up. Bahkan, Tantowi mengaku hanya menunggu kurang dari lima menit untuk dipanggil dan masuk ke ruang check-up.

“Selain itu, hasil seluruhnya bisa kami dapatkan kurang dari empat jam. Kecuali pasien melakukan check up tambahan untuk penyakit-penyakit tertentu. Itu pun paling lama menunggu satu jam,” sambungnya.

Faktor ketiga yakni terkait tingkat kepercayaan. Menurutnya, para pasien memiliki tingkat kepercayaan cukup tinggi terhadap hasil yang dikeluarkan oleh RS setempat.

Ia menyebut, barangkali hal ini tak lain karena penggunaan teknologi atau alat medis modern yang menjadi andalan sejumlah fasilitas kesehatan di Penang.

“Pasien-pasien itu mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil yang dihasilkan oleh medical check up ataupun pengobatan. Barangkali ini kecanggihan dokternya ya, dan dibantu alat-alat sehingga rasa percaya itu tumbuh,” lanjut Tantowi Yahya.

Sedangkan untuk faktor tambahan yang membuat mengapa WNI selalu datang ke Penang, salah satunya adalah menyangkut biaya yang relatif murah. Tantowi menyebut, pengobatan di Penang lebih murah 30-50 persen ketimbang di Jakarta dan Singapura.

“Mengapa itu murah? Ternyata mesin-mesin modern yang mahal itu ketika masuk ke Penang itu tidak dikenakan pajak oleh pemerintahnya. Jadi ini sudah sangat menolong,” katanya.

Berikutnya, kemudahan pasien dalam berkomunikasi. Artinya, setiap pasien Indonesia yang datang tidak perlu pusing untuk memberitahu keluhannya dengan bahasa Melayu ataupun Inggris. Sebab, para perawat dan dokter di sana bisa berbahasa Indonesia.

“Sehingga tidak menimbulkan kesulitan bagi pasien-pasien kita yang tidak bisa berbahasa Inggris,” kata Tantowi.

Yang tidak kalah penting adalah pasien tidak merasa diperas oleh rumah sakit dan juga dokternya.  “Mereka cari uang, tapi ada kesan humanisnya, ada kesan pelayanan terhadap masyarakat,” paparnya.

Tantowi lantas membagikan satu contoh yang dialaminya sendiri. Dia sempat disarankan untuk tidak menebus obat di rumah sakti tempat ia diperiksa, lantaran harga di sana relatif lebih mahal.

“Dokternya menyarankan, pak usul saya, ambil di luar saja, karena di luar itu 30-50 persen lebih murah dibanding tebus di sini. Kecuali Bapak mau nyumbang kita,” katanya mencontohkan ucapan sang dokter.

“Bayangkan ada dokter seperti itu. Saya tidak maksud membanding-bandingkan, atau tidak mempunyai jiwa nasionalisme. Ini sebagai bahan saja, bahan perbaikan bagi industri kesehatan, rumah sakit kita, agar masyarakat tidak ke luar negeri apabila berobat ” paparnya.