Terima Pendanaan Investasi Iklim, Indonesia Siap Lepas Energi Batubara?

Indonesia akan bergabung sebagai penerima pertama program percontohan energi bersih bebas batubara bersama India dan Filipina. Program ini telah lebih dulu diikuti oleh Afrika Selatan.

Empat negara tersebut menyumbang 15 persen emisi global yang terkait dengan batubara, bahan bakar fosil paling kotor.

Menurut Pendanaan Investasi Iklim (CIF), program miliaran dolar AS itu bertujuan mempercepat transisi dari tenaga batubara ke energi bersih.

Dengan memangkas emisi keempat negara tersebut, maka upaya global mewujudkan emisi nol bersih pada 2050 akan tercapai sebagaimana tujuan utama KTT iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Dilansir dari Reuters, Jumat (5/11/2021), CIF mengatakan Program Percepatan Transisi Batubara (ACT) adalah program yang pertama menargetkan negara-negara berkembang yang kekurangan sumber untuk membiayai peralihan dari batubara.

Langkah tersebut dianggap penting guna membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius atau 2,7 derajat Fahrenheit pada 2030.

Pembakaran batubara, sumber tunggal terbesar kenaikan suhu global, menghadapi tantangan kompetitif dari sumber energi terbarukan dengan jumlah pembangkit batubara yang diperkirakan tumbuh lebih dari dua per tiga secara global pada 2025.

“Batubara adalah sumber energi beremisi tinggi yang bertentangan dengan masa depan yang ramah iklim,” kata Presiden Direktur CIF Mafalda Duarte.

CIF dibentuk oleh negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2008 untuk membantu negara-negara miskin mempercepat peralihan ke ekonomi karbon rendah.

“Tren pasar mulai ke arah yang benar, namun transisinya belum cukup cepat untuk merespons urgensi krisis iklim,” ujarnya.

CIF mengatakan program baru tersebut telah didukung oleh negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) dan didukung janji keuangan dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, dan Denmark.

CIF akan berinvestasi dalam berbagai proyek mulai dari memperkuat kapasitas domestik negara-negara untuk mengelola transisi energi hingga penonaktifan aset batubara dan menciptakan peluang ekonomi untuk masyarakat yang bergantung pada batubara.

Proyek tersebut akan berjalan dengan enam bank pembangunan multilateral untuk menawarkan kepada negara-negara transisi batubara suatu perangkat keuangan komprehensif yang mencakup pinjaman pendapatan rendah dan bantuan teknis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk memangkas dan mengganti pembangkit listrik tenaga batubara dengan energi terbarukan dalam transisi energi.

“Perubahan iklim adalah tantangan global yang perlu disikapi oleh semua pihak dengan memberi contoh,” kata Arifin.

Exit mobile version