News

Thailand Tunjuk Politikus Muslim Menjadi Ketua DPR

Politikus Muslim Thailand, Wan Muhamad Noor Matha, terpilih menjadi ketua dewan perwakilan rakyat, pada Selasa (4/7/2023), mengakhiri perdebatan panjang di kubu koalisi pemenang pemilu.

Reuters melaporkan, Noor Matha merupakan calon tunggal yang diajukan koalisi pemenang pemilu. Kini, parlemen masih menunggu persetujuan Raja Maha Vajiralongkorn.

Penunjukan Noor Matha dianggap sebagai jalan keluar yang paling mungkin diambil di tengah perdebatan panjang di dalam kubu pemenang pemilu pada 14 Mei lalu.

Dalam pemilu itu, partai ‘anak muda’ Thailand, Move Forward, keluar sebagai pemenang. Namun, suara mereka tak cukup untuk membentuk mayoritas di parlemen. Mereka pun menggalang kekuatan dengan delapan partai lainnya guna membentuk mayoritas. Pemegang suara terbanyak dalam koalisi itu sebenarnya Move Forward dan partai Pheu Thai.

Namun, sempat terjadi perdebatan terkait sosok dari partai mana yang pantas ditunjuk sebagai ketua dewan perwakilan.

Posisi ketua parlemen menjadi isu tersendiri karena jabatan itu sangat penting, terutama untuk menjamin kemulusan kebijakan yang dicanangkan pemerintah nantinya.

Untuk memecah kebuntuan, koalisi itu akhirnya memilih Noor Matha. Ia merupakan wakil dari Partai Prachachart, yang sebenarnya menyumbangkan suara terbilang kecil ketimbang partai lainnya di dalam koalisi.

“Saya akan menjalankan tugas ini dengan adil, dengan transparansi dalam mempertimbangkan usulan undang-undang dan petisi lainnya untuk meningkatkan kehidupan semua warga Thailand,” ujar Noor Matha.

Kini, Noor Matha tinggal menunggu keputusan raja. Namun, ia sudah harus menyusun strategi agar ketua partai Move Forward, Pita Limjaroenrat, dapat terpilih menjadi perdana menteri.

Saat ini, koalisi pemenang sudah merengkuh 312 kursi di parlemen. Namun, Limjaroenrat harus mengantongi setidaknya 376 suara parlemen agar dapat melenggang ke kantor PM Thailand.

Artinya, Noor Matha harus berhasil menarik 64 suara dari partai-partai rival mereka di parlemen. Mayoritas rival mereka datang dari kubu konservatif, yang kemungkinan bakal menentang agenda liberal koalisi Limjraroenrat.

“Partai itu dipandang sebagai musuh oleh banyak kubu konservatif. Yang tidak kita ketahui sekarang ini adalah Pheu Thai bakal pindah kubu atau tidak jika Pita Limjaroenrat gagal,” kata analis politik dari Universitas Ubon Ratchathani, Titipol Phakdeewanich.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button