News

TPN Ganjar-Mahfud Pilih Mekanisme Legal Ketimbang Strategi Non-Pemilu Seperti Anies


Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto menyatakan bahwa kekhawatiran calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan jalannya Pemilu 2024 yang adil dan jujur merupakan strategi non-pemilu. Artinya, kekhawatiran tersebut tidak selayaknya timbul mengingat pesta demokrasi memang seharusnya berjalan dengan menjunjung tinggai kejujuran dan keadilan.

“Itu hal-hal yang sebetulnya tidak boleh ada, itu non-pemilu,” kata Andi kepada awak media di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip Kamis (28/12/2023).

Oleh karenanya, ketimbang mengeluarkan strategi ‘mengeluh’, Andi menyatakan, pihaknya lebih memilih mempersiapkan skenario buruk tersebut yakni melalui mekanisme legal formal dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) serta netralitas aparat penegak hukum. Andi meyakini bahwa keadilan dan kejujuran jalannya Pemilu dan Pilpres 2024 terwujud.

“Tapi akhirnya yang diuji adalah demokrasi kita itu sudah sematang apa? Sehingga ketika publik melihat ada strategi-strategi non-pemilu bertabrakan dengan strategi-strategi pemilu, lalu memunculkan satu kesadaran untuk memperkuat demokrasi,” jelasnya.

Selain itu, Andi menegaskan bahwa di TPN Ganjar-Mahfud sendiri sudah memantapkan strategi pemilu dengan memperkuat karakter calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD. Keduanya pun memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan pemilih mengenai program serta visi misi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjadi lebih baik.

“Lalu Mas Ganjar dengan Pak Mahfud harus bergerak kinetik di teritorial untuk mendapat dukungan langsung dari masyarakat,” ujarnya.

Dengan demikian, Andi menyatakan apa yang dikhawatirkan oleh Anies merupakan salah satu strategi non-pemilu.

“Nah strategi non-pemilu itu membutuhkan kesadaran apakah ini berbahaya untuk demokrasi kita, apakah ini berbahaya untuk tuntutan reformasi kita,” ungkapnya.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut, Anies Baswedan berpendapat bahwa kondisi Indonesia saat ini didominasi oleh kekuatan yang tidak berlandaskan pada gagasan. Hal ini yang menyebabkan adanya kekhawatiran akan jalannya pemilu yang justru mengabaikan ide-ide.

“Kita menyaksikan Indonesia yang akhir-akhir ini makin didominasi oleh kekuatan-kekuatan non-gagasan kerakyatan, non-gagasan pemerataan, non-gagasan keadilan. Ini adalah arus dominan yang terjadi,” kata Anies dalam sambutannya di acara deklarasi dukungan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai bahwa jalannya Pemilu 2024 dihadapkan pada tantangan demikian. Oleh karenanya, tidak sedikit masyarakat yang merasa cemas jika para calon legislatif hingga pemimpinnya kelak tidak mampu memberikan solusi dari masalah yang dihadapi bangsa ini sekarang.

“Untuk pertama kalinya kita menemukan keluhan di berbagai tempat, menemukan kekhawatiran di berbagai tempat, akankah pemilu diselenggarakan dengan jujur? Akankah pemilu diselenggarakan dengan adil? Kekhawatiran-kekhawatiran seperti itu sebelumnya tidak pernah ada,” jelasnya.

    
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button