Market

Utang BUMN Naik Tapi Rasionya Turun, Menteri Etho Selamat

Pada 2022, Kementerian BUMN mencatat utang seluruh perusahaan pelat merah sebesar Rp1.640 triliun dengan rasio utang terhadap investasi 34,2 persen. Dibanding 2021, utang naik tapi rasio turun.

Atas capaian ini, Menteri BUMN Erick Thohir (Etho) sumringah. Dia tak menjadi bulan-bulanan kritik dari kalangan ekonom yang concern soal utang. “Memang pasti ada pihak-pihak bilang tapi utangnya kan naik, tapi kalau kita lihat kan equitynya juga naik. Ini yang kita tekankan bahwa persepsi BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik, salah,” kata Menteri Etho dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (13/2/2023).

Menteri Etho mengatakan, ekuitas BUMN cukup baik karena modal lebih besar dari utang, yakni sebesar Rp3.150 triliun. Atau naik dari Rp2.778 triliun pada 2021. Dengan modal Rp3.150 triliun dan utang Rp1.640 triliun, maka investasi tertanam BUMN (utang ditambah modal/ekuitas) pada 2022 mencapai Rp4.790. Sehingga rasio utang BUMN terhadap investasi tertanam sebesar 34,2 persen.

Menteri Etho mengatakan, data tersebut masih belum diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Rasio utang BUMN 2022 turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 36,2 persen di mana utang sebesar Rp1.580 triliun, modal Rp2.778 triliun, sehingga investasi tertanam Rp4.358 triliun.

Sementara itu, realisasi anggaran Kementerian BUMN 2022 mencapai Rp196,5 miliar atau 99,06 persen dari pagu sebesar Rp198,43 miliar. Laba konsolidasi BUMN sepanjang 2022 mencapai Rp303,7 triliun, naik dari Rp125 triliun. Kemudian aset meningkat menjadi Rp9.867 triliun dari Rp8.978 triliun pada 2021. “Pendapatan pun meningkat dari Rp2.292 triliun menjadi Rp2.616 triliun,” kata Menteri Etho.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button