Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan pentingnya mengembangkan berpikir kritis dan memecahkan masalah untuk mahasiswa, terutama di tengah gempuran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)
“Sekalipun teknologi semakin canggih dan AI semakin pintar, keputusan tetap harus dibuat manusia. Inilah mengapa para pemberi kerja paling mencari kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan mengambil keputusan,” kata Wamendiktisaintek Stella Christie melalui keterangan di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Banyak studi yang telah dilakukan di berbagai negara untuk mengetahui kualitas yang paling dicari oleh pemberi kerja, dimana kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan mengambil keputusan adalah yang paling dicari.
Di sisi lain ia menilai literasi digital dan kemampuan untuk mengaplikasikan teknologi di dunia kerja tentu dibutuhkan. Namun teknologi seperti AI tidak akan mampu mengambil keputusan yang kompleks dan penuh pertimbangan.
“AI punya kelebihan dalam hal teknis, seperti menyimpan informasi dan membuat program, tapi tidak bisa menggantikan manusia dalam hal penilaian dan keputusan. Teruslah mengasah kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan tetap relevan dan dibutuhkan,” ujar Wamendiktisaintek Stella.
Wamendiktisaintek juga mendorong para mahasiswa untuk selalu mengambil kesempatan untuk senantiasa mempelajari berbagai hal demi masa depan mereka.
Sebab, kata dia, riset di bidang kognitif menunjukkan bahwa anak-anak yang sejak kecil memiliki kemampuan belajar untuk belajar berpotensi untuk lebih berhasil pada masa depan.
Menurutnya, kemampuan ini adalah kunci yang harus selalu diasah hingga dewasa.”Ini bukan hanya soal hafalan atau pelajaran sekolah, tetapi bagaimana kita membentuk pemikiran dan cara melihat dunia. Dengan demikian kita selalu bisa belajar hal-hal baru sepanjang hidup,” ucap Wamendiktisaintek Stella Christie.