Wimbledon Langgar Aturan Berusia 148 Tahun Demi Diogo Jota


Untuk pertama Pertama kalinya sejak 1877 Wimbledon mengizinkan petenis memakai atribut pita hitam dalam pertandingan.

Aturan ini jelas bertentangan dengan aturan turnamen tenis tertua itu yang identik dengan putih dalam setiap pertandingannya.

Namun panitia mengizinkan pemain mengenakan atribut hitam untuk memberi penghormatan atas wafatnya bintang Liverpool, Diogo Jota.

Pemain asal Portugal itu meninggal dunia dalam kecelakaan tragis pada Kamis (3/7/2026) bersama sang adik, Andre Silva.

Mobil Lamborghini yang mereka tumpangi keluar jalur dan terbakar di dekat kota Zamora, Spanyol. Polisi menyebut tak ada kendaraan lain yang terlibat dan saat ini sedang menyelidiki dugaan pecah ban sebagai penyebab kecelakaan.

Jota meninggal dalam usia 28 tahun, hanya beberapa hari setelah ia menikah dengan kekasihnya sejak belasan tahun, Rute Cardoso. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, dengan si bungsu lahir tahun lalu.

GvBihFYXEAAt139.jpg
Pita Hitam dipasang di baju petenis di Wimbledon 2025 (Foto:X/@gasparlanca)

Dalam situasi yang menggetarkan dunia olahraga, penyelenggara Wimbledon mengambil keputusan simbolis yang kuat, mengizinkan pemain mengenakan pita lengan hitam untuk menghormati Jota.

Keputusan ini menjadi bentuk solidaritas langka dari dunia tenis, yang selama hampir satu setengah abad dikenal sangat ketat dalam menegakkan tradisi pakaian serbaputih.

Langkah Wimbledon tak hanya mencerminkan rasa duka, tetapi juga menunjukkan bagaimana solidaritas antarcabang olahraga bisa terwujud dalam bentuk yang sederhana, tetapi bermakna.

Izin mengenakan atribut hitam di tengah atmosfer seremonial turnamen menjadi pengingat bahwa dunia olahraga juga memiliki sisi kemanusiaan yang tak kalah penting.

Duka cita juga datang dari bintang-bintang tenis dunia. Rafael Nadal dan Carlos Alcaraz termasuk yang mengungkapkan belasungkawa secara terbuka, menyampaikan simpati mereka untuk keluarga Jota dan seluruh komunitas sepak bola Portugal.

Pihak penyelenggara Wimbledon memastikan kebijakan mengenakan pita lengan hitam akan berlaku sepanjang sisa turnamen tahun ini.

Keputusan tersebut menjadi simbol bahwa, di balik kompetisi dan sorak sorai penonton, ada ruang untuk empati dan kebersamaan di saat duka.