News

Yandri Susanto: Jangan Jadikan Kata Moderasi Alat untuk Memukul yang Berbeda

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mengaku prihatin dengan narasi-narasi perpecahan yang berkembang di tanah air. Hal itu ia sampaikan di sela-sela kunjungan kerja DPR RI ke Spanyol untuk melakukan FGD bersama KBRI Madrid dan sejumlah pemimpin tokoh lintas agama dan budaya di Spanyol (11/5/2022).

“Pembelahan yang digaungkan di media sosial sudah terlalu jauh. Cebong Vs kampret terus dipelihara dan berkembang jadi buzzer Vs kadrun. Yang agamis dikadrunkan. Jargon toleransi justru dipakai untuk memukul orang lain yang berbeda,” ujarnya.

Selama di Spanyol sebanyak 13 anggota parlemen Komisi VIII melakukan diskusi, dialog, dan kunjungan lapangan untuk mendalami sejarah peradaban Islam di Spanyol dan bagaimana negara berpenduduk mayoritas Katolik tersebut kini menerapkan prinsip-prinsip moderasi dan toleransi beragama.

“Kita bisa belajar dari Spanyol. Negara ini adalah negara Katolik yang penting di dunia. Mayoritas di sini. Tapi mereka melindungi minoritasnya. Muslim hanya sekitar 3 persen,” kata Dubes Indonesia untuk Spanyol Muhammad Najib yang menjadi tuan rumah selama acara berlangsung.

Delegasi Indonesia mengaku mempelajari banyak hal selama 5 hari berada di Spanyol untuk melakukan diskusi dan muhibah budaya. “Kita banyak belajar dari Spanyol. Terutama bagaimana negara ini menerapkan toleransi dan moderasi. Pas dengan tema FGD yang diusung, yakni ‘Religious Moderation: The Indonesian and Spanish Study Case’,” demikian komentar Endang Maria Astuti, anggota perlemen dari Partai Golongan Karya.

Yandri Susanto menambahkan bahwa yang harus dibawa pulang ke Tanah Air dari pelajaran selama kunjungan di Spanyol adalah tentang bagaimana moderasi itu diterapkan.

“Di kita sudah salah. Ada pihak yang justru menggunakan kata-kata moderasi untuk memukul pihak lawan. Ini tidak boleh. Moderasi justru harus menjadi alat untuk merangkul,” katanya.

“Saya pesan kepada Pak Sesdirjen agar ini dikaji serius di Kemenag. Agar program moderasi beragama jadi tepat sasaran,” sambungnya.

Turut hadir pula selama di Madrid, Cordoba dan Granada pihak dari Kementerian Agama RI yang diwakili oleh Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam Rohmat Mulyana. “Akan kami bawa ke dalam rapat dan kajian berikutnya. Saya juga mendapat kabar nanti Menag akan berkunjung ke Madrid, akan didampingi langsung oleh Pak Dirjen,” ujarnya.

Selama lima hari di Spanyol, rombongan komisi VIII DPR RI melakukan sejumlah kegiatan di antaranya FGD, dialog dengan para tokoh agama dan budaya di Spanyol, hingga kunjungan ke situs-situs bersejarah peninggalan peradaban Islam Spanyol. Program ini merupakan kolaborasi bersama KBRI Madrid. Kamis (12/5/2022) rombongan parlemen sudah kembali bertolak ke tanah air.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button