Kanal

3 Gunung Berapi Indonesia Meletus: Isyarat Mau Kiamat?

Indonesia kembali menjadi saksi dari kemarahan alam di penghujung tahun 2023. Tiga gunung berapi, Gunung Anak Krakatau di Banten, Gunung Marapi di Sumatera Barat dan Gunung Merapi yang ada di Jawa Tengah, baru-baru ini mengalami erupsi secara berdekatan, mengingatkan kita akan posisi negara ini di area cincin api. Namun, ada pertanyaan yang muncul di benak sebagian masyarakat: Apakah peristiwa ini berkaitan dengan tanda-tanda kiamat?

Dalam mengkaji fenomena ini, kita dapat merujuk pada ajaran Islam yang menggambarkan peristiwa kiamat dengan bahasa yang penuh metafora. Alquran menjelaskan dalam Surat An Naba ayat 20 tentang gunung-gunung yang bergerak dan hancur menjadi fatamorgana, serta dalam surat al Haqqah ayat 14 tentang bumi dan gunung-gunung yang diangkat dan dibenturkan.

وَحُمِلَتِ الْاَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَّاحِدَةًۙ ١٤

Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. (al Haqqah ayat 14) 

Kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman,

وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ ٥ فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ ٦

Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan. (al-Waqi‘ah ayat  5-6)

Kemudian gunung-gunung itu akan dihancurleburkan seperti debu yang beterbangan seperti dijelaskan dalam firman Allah,

وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ ٥

Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (al-Qāri’ah ayat 5) 

Alam Sebagai Tanda

Erupsi Gunung Anak Krakatau, Marapi dan Merapi, dalam konteks ini, dapat dilihat sebagai bagian dari fenomena alam yang sering terjadi di bumi. Beberapa ulama memandang peristiwa alam seperti ini sebagai bagian dari tanda-tanda alam (kiamat kecil), sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT dan kefanaan dunia.

 

post-cover
Gunung Marapi yang tertutup awan, mengeluarkan kepulan abu hitam yang terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Minggu (3/12/2023). Gunung Marapi mengalami erupsi yang mengakibatkan turunnya hujan abu. Sejumlah pendaki harus dievakuasi. (Foto: Antara)

Rasulullah SAW menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat. Salah satunya memang adalah bencana alam sepeti gempa bumi yang terjadi terus menerus.

Abu Hurairah RA mendengar Nabi berkata:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

Artinya: Nabi SAW bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Bukhari).

Dalam hadist lain disebutkan juga:

بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مُوتَانٌ شَدِيدٌ وَبَعْدَهُ سَنَوَاتُ الزَّلَازِلِ

Artinya: “Ketika hari kiamat sudah dekat akan ada kematian yang sangat banyak dan setelahnya akan datang tahun-tahun dimana terjadi banyak gempa,” (HR. Ahmad).

Sementara dalam hadist lain dijelaskan:

يَا ابْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَتْ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَايَا وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ

Artinya: “Wahai Ibnu Hawaalah jika engkau telah melihat khilafah tersebar dari Madinah hingga Syam, terjadi gempa-gempa, bala bencana serta hal-hal menggentarkan lainnya. Maka pada saat itu tejadinya hari kiamat lebih dekat daripada jarak antara tangan dan kepalamu.” (HR. Ahmad).

Atas hadist-hadist di atas, gempa bumi memberikan beberapa pelajaran dan beberapa peringatan. Bencana ini membuat kita semakin waspada dengan datangnya hari akhir. Apalagi jika sudah ada tanda-tanda lain seperti meluasnya dosa dan munculnya keburukan seperti hilangnya ilmu, mendekatnya waktu, munculnya godaan, dan maraknya pembunuhan.

Namun, penting untuk diingat bahwa waktu kiamat adalah rahasia Allah SWT. Seperti dijelaskan dalam Surat al-A’raf ayat 187, hanya Allah yang mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Pendekatan kita terhadap fenomena alam harus berdasarkan pengetahuan ilmiah dan perspektif agama yang seimbang.

Tanggung Jawab Kita

Erupsi gunung berapi ini mengingatkan kita pada tanggung jawab kita sebagai manusia dalam menjaga bumi. Fenomena alam sering kali diperparah oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab, seperti penebangan hutan dan emisi gas rumah kaca.

post-cover
Semburan abu vulkanik Gunung Marapi terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). (Foto: Antara)

Sebagai masyarakat, kita harus menyadari pentingnya menjaga alam. Tindakan preventif dan mitigasi bencana harus menjadi prioritas, termasuk membangun kesadaran tentang perubahan iklim dan dampaknya.

Erupsi Gunung Anak Krakatau dan Marapi adalah pengingat akan kekuasaan alam dan peringatan bagi kita untuk selalu waspada. Namun, mengaitkannya secara langsung dengan tanda-tanda kiamat adalah suatu yang melampaui batas pengetahuan manusia.

Dalam konteks ini, kita diajak untuk merefleksikan hubungan kita dengan alam dan kehidupan spiritual kita. Mari kita ambil peristiwa ini sebagai momentum untuk introspeksi dan memperbaiki diri, tidak hanya dalam konteks keagamaan, tetapi juga dalam kaitannya dengan tanggung jawab kita terhadap alam. Wallahu A’lam Bishawab.

“Dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” – (Alquran, Surat Az-Zariyat: 20-21)

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button