Market

Giliran Pertamina Gandeng Perusahaan China Kembangkan Proyek Transisi Energi

Kian banyak perusahaan asal China yang menggandeng BUMN besar dan terlibat dalam beberapa proyek strategis. Sebut lah PLN dalam proyek Energi Baru Terbarukan atau EBT. Bahkan di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung juga melibatkan banyak perusahaan dari China.

Seperti PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) yang bekerja sama dengan Powerchina International Group Limited (Powerchina) dalam pengembangan potensi energi angin di Indonesia. 

Bahkan di proyek kereta cepat Whoosh lebih banyak melibatkan perusahaan asal China. Proyek yang dimotori PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, tercatat ada enam perusahaan China yang menjadi kontraktor utama antara lain Sinohydro, China Railway International (CRIC), dan China Railway Engineering Corporation (CREC). Berikutnya CRRC Corporation Limited, China Railway Signal and Communication (CRCR), dan China Railway Design Corporation (CRDC).

Nah, kali ini  PT Pertamina (Persero) juga menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan energi milik Tiongkok, Sinopec untuk mempercepat komitmen transisi energi dan meningkatkan peluang pengembangan bisnis global.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama & CEO PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dan Ketua Sinopec Group. Ma Yongsheng di Shanghai, Tiongkok pekan lalu.

Nicke Widyawati menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis untuk mempercepat bisnis perusahaan selama era transisi energi saat ini.“Di tengah tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim dan transisi energi, kolaborasi dengan mitra krusial untuk mengatasi isu-isu ini dan mempercepat pertumbuhan bisnis Pertamina melalui transfer pengetahuan dan teknologi,” kata Nicke dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/11/2023).

Adapun lingkup kerja sama Pertamina dan Sinopec meliputi berbagai kegiatan bisnis, mulai dari hulu, hilir, energi baru & terbarukan (EBT), hingga pengembangan kemampuan sumber daya manusia.

Di sektor hulu, Pertamina dan Sinopec akan memperluas kolaborasi mereka dalam kegiatan seperti pengembangan unconventional hydrocarbon, carbon capture utilization and storage (CCUS), enhanced oil recovery (EOR), dan pengeboran ultra-deep. Ini termasuk penguatan kegiatan riset dan pengembangan serta pengembangan bisnis hulu.

Sementara itu, kolaborasi di sektor hilir meliputi baik di bisnis bahan bakar dan bisnis non-bahan bakar, pelumas, aviasi, petrokimia, serta transportasi dan logistik. Sebagai bagian dari kolaborasi di sektor EBT, kedua belah pihak akan mengeksplorasi potensi dalam pengembangan energi panas bumi, hidrogen, dan tenaga surya. 

Selain itu, terdapat kesepakatan untuk meningkatkan pengembangan kemampuan di kedua sisi.Nicke menjelaskan bahwa Sinopec merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas internasional yang memiliki keahlian di bidang CCUS, unconventional hydrocarbon, petrokimia, hidrogen, dan lainnya. Hal ini memungkinkan Pertamina untuk belajar dan mengembangkan bisnisnya.

Sebelumnya, Pertamina Hulu Energi sebagai salah satu anak perusahaan Pertamina telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan sektor hulu Sinopec. 

Untuk itu, dengan kolaborasi saat ini diharapkan dapat memperkuat implementasi kolaborasi antara kedua perusahaan.Sementara itu, Ketua Sinopec Group, Ma Yongsheng menyatakan bahwa Sinopec menyoroti pentingnya kerja sama saling menguntungkan. 

Bahkan dia percaya bahwa transisi energi global memerlukan kerja sama yang berkelanjutan, dan mendorong tim dari kedua belah pihak untuk berupaya mencapai kerja sama yang lebih baik.

Nicke mengusulkan agar kedua belah pihak untuk menunjuk koordinator utama dari masing-masing pihak, mendirikan mekanisme kerja sama sesuai dengan MoU yang telah ditandatangani, dan memulai fase kerja selanjutnya sesegera mungkin.Piala Dunia U-17 Ind

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button