News

5 Negara dengan Populasi Perempuan Paling Sedikit, Sampai Bingung Cari Jodoh

Negeri jiran, Malaysia, sedang didera masalah pertumbuhan penduduk. Bukan karena melonjak tetapi lantaran mengalami penurunan. Data tahun 2022 menyebutkan, tingkat kesuburan di Malaysia mencapai titik terendah dalam 50 tahun terakhir.

Malaysia mencatat 423.124 kelahiran pada 2022 atau turun 3,8 persen dibanding 2021 dengan 439.744 kelahiran.

Turunnya angkat kelahiran di Malaysia diduga terkait dengan lebih sedikitnya jumlah penduduk perempuan dibandingkan laki-laki.

Jumlah penduduk Malaysia pada tahun 2022 tercatat sebanyak 37,2 juta jiwa. Dari angka itu, penduduk laki-laki 17 juta dan perempuan 15,7 juta  jiwa. Ini artinya, rasio gender untuk keseluruhan populasi adalah 109 laki-laki untuk 100 perempuan.

Negara dengan Populasi Perempuan Sangat Sedikit

Negara dengan penduduk laki-laki lebih banyak, ternyata juga melanda sejumlah negara. Penyebabnya bermacam-macam, pembatasan jumlah penduduk seperti di China, budaya yang lebih menginginkan anak laki-laki dan merantau ke luar negeri atau karena situasi keamanan dan ekonomi di negaranya.

Berikut sejumlah negara yang memiliki jumlah perempuan lebih sedikit daripada laki-laki.

1. China

negara yang populasi perempuan sangat sedikit
Chjna Sedang Menghadapi Dilema Demografi Akibat Ketidakseimbangan Gender (Foto: Istock)

China mengumumkan penurunan populasi pertamanya dalam beberapa dekade, awal tahun 2023 lalu. Laporan Associated Press menyebutkan, Badan Pusat Statistik China merilis, akhir tahun 2022 jumlah penduduk negeri panda itu, berkurang 850.000 orang dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sehingga total jumlah penduduk China menjadi 1,41 miliar orang. Rinciannya, 722,06 juta laki-laki dan 689, 69 juta perempuan.

Melonjaknya jumlah laki-laki disebabkan kebijakan ketat satu anak (berakhir tahun 2016) dan preferensi tradisional untuk memiliki keturunan laki-laki demi meneruskan nama keluarga.

Dampaknya, China harus menghadapi dilema demografi. Populasi Tiongkok menyusut dan menua, dan ketidakseimbangan gender antara laki-laki dan perempuan. 

Biro Statistik Nasional China akan melakukan survei sampel secara nasional pada bulan November 2023, untuk membantu merencanakan kebijakan kependudukan dengan lebih baik untuk meningkatkan angka kelahiran yang lesu di negara tersebut.

2. Filipina 

negara yang populasi perempuan sangat sedikit
Perempuan Filipina Merantau Picu Ketidakseimbangan Gender (Foto: Istock)

Filipina, negara yang memiliki luas 300.000 kilometer persegi ini juga sedang menghadapi ketimpangan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki.

Sepanjang tahun 2020, rasio pria dan wanita Filipina adalah 100,87 pria per 100 wanita. Rasio tersebut meningkat mulai dari tahun 1950 yang hanya 98,91 laki-laki per 100 perempuan. 

Ketidakseimbangan jumlah pria dan wanita menyebabkan pertumbuhan rata-rata tahunan diperkirakan hanya sebesar 0,14%. 

Lebih sedikitnya jumlah perempuan di Filipina karena wanita Filipina lebih banyak memilih mengadu nasib di luar negeri dan tak jarang yang memilih menetap di negeri asing.

3. Qatar 

negara yang populasi perempuan sangat sedikit
70 % Populasi di Qatar Adalah Laki-laki Dipicu Imigran yang Bekerja di Qatar (Foto: Istock)

Negara berikutnya yang juga kekurangan penduduk perempuan adalah Qatar. Lebih dari 70 persen dari seluruh penduduk Qatar adalah laki-laki.

Berdasarkan data pemerintah Qatar per November 2022, dari total 2,8 juta populasi sebanyak 2,1 juta diantaranya adalah laki-laki. Angka tersebut setara dengan 72,9 persen.

Ini artinya, sex ratio di Qatar adalah sebesar 270, yang berarti ada 270 penduduk laki-laki di setiap 100 penduduk perempuan.

Angka itu menjadikan, rasio jenis kelamin di Qatar berada jauh di atas rata-rata sex ratio populasi seluruh dunia.

Berdasarkan data PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), sex ratio populasi seluruh dunia adalah 101, yang berarti hanya ada 101 penduduk laki-laki di setiap 100 penduduk perempuan. 

Tidak hanya Qatar, beberapa negara lainnya di semenanjung Arab juga memiliki perbandingan jenis kelamin penduduk yang cukup jauh. 

Di tahun 2021, Uni Emirat Arab memiliki sex ratio sebesar 200, Oman 199, dan Bahrain di angka 198. 

Bersama Qatar, ketiga negara tersebut juga menjadi negara dengan sex ratio tertinggi menurut data PBB.

Faktor utama tingginya ketimpangan gender di Qatar adalah karena banyaknya jumlah imigran yang menetap di Qatar untuk bekerja. 

Para imigran yang datang ke Qatar adalah para pekerja kasar, yang hampir seluruhnya adalah para lelaki, hal ini juga berlaku di tiga negara tetangga Qatar.

Qatar juga menjadi salah satu negara dengan persentase imigran tertinggi di dunia. Dari 2,9 juta populasi Qatar, 77 persen di antaranya adalah para imigran. 

Qatar bersama Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain menjadi tujuan para imigran untuk bekerja, khususnya para imigran dari Asia Selatan.

4. Islandia

post-cover
Parlemen Islandia Didominasi Politisi Perempuan (Foto: Reuters)

Islandia juga mengalami ketidakseimbangan gender antara laki-laki dan perempuan. Di Islandia rata-rata ada 104 pria dengan perbandingan 100 orang wanita.

Sempat beredar rumor pemerintah  Islandia mencoba untuk mencari solusi dengan mendatangkan perempuan dari negara lain. 

Sementara itu, dampak baik dari populasi perempuan lebih tinggi Islandia, membuat negara itu menjadi negara dengan jumlah perempuan di parlemen cukup tinggi yaitu sebanyak 47 persen. 

Dari 63 kursi di parlemen Islandia, sebanyak 30 kursi dimenangkan politisi perempuan. 

Islandia, negara Eropa yang berada di pulau Atlantik Utara dengan populasi penduduk 371.000 orang itu, memang sangat menghargai kesetaraan gender.

Sebagai informasi, di dunia saat ini hanya tiga negara yang parlemennya mayoritas diisi perempuan yaitu Rwanda, Kuba, dan Nikaragua. 

Sementara itu yang membagi sama rata (50:50) adalah Meksiko dan Uni Emirat Arab.

Sedangkan Islandia, kini setara Swedia dan Finlandia yang memiliki 47 persen dan 46 persen perempuan di parlemen.

5. Norwegia

negara yang populasi perempuan sangat sedikit
Norwegia Negara Maju dengan Populasi Perempuan Sedikit (Foto: Net)

Negara Eropa lain yang juga kekurangan jumlah perempuan adalah Norwegia.

Norwegia merupakan salah satu negara di Eropa Utara dengan ibu kota negara adalah Oslo. 

Negara ini memiliki penduduk sekitar 5,48 juta jiwa (2023), dengan luas wilayah 385.207 km persegi.

Sedangkan jumlah penduduk laki-lakinya adalah 2,83 juta orang dan perempuan 2,76 juta orang.

Hingga saat ini pemerintah setempat belum menemukan cara yang tepat untuk mengurangi kesenjangan gender ini.

Padahal negara ini merupakan negara maju. Hingga awal 2023, berdasarkan data dari Global Economic Prospects yang dirilis oleh Bank Dunia, Norwegia masih masuk dalam daftar 35 negara maju di dunia. 

Ini artinya rata-rata pria dewasa di negara itu memiliki hidup mapan

Ada perempuan-perempuan di negara lain yang tertarik mencari jodoh di Norwegia?

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button