News

5 Pasukan AntiTeror Indonesia Beserta Tugas dan Fungsinya

Terjadi sebuah ledakan di RS Eka Hospital, BSD, Tangerang, Kamis (21/9/2023) dini hari tadi.

Polsek Serpong bersama tim laboratorium forensik (Labfor) Polri dan Gegana segera melakukan pengecekan ke lokasi ledakan yang terjadi di ruang radiologi.

Berdasarkan laporan terbaru, petugas menduga ledakan terjadi akibat overheat dari alat DPS penyuplai listrik MRI.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun demi keamanan pasien, pihak rumah sakit segera mengungsikan pasien ke tempat aman untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pasukan Antiteror Indonesia

Terorisme merupakan aksi kriminalitas serius yang membahayakan banyak pihak. Kasus ini tidak bisa ditangani oleh petugas keamanan biasa, tetapi harus ditangani secara khusus oleh pasukan antiteror yang dibentuk secara khusus untuk menangani terorisme di Indonesia.

Maka dari itu, setiap ada kasus ancaman teror bom, penyanderaan, atau ledakan yang belum tentu ulah teroris, pasti satuan elite khusus yang ditugaskan pergi ke lokasi perkara.

Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup sering mendapat serangan terorisme. Untuk melindungi negara dan masyarakat, pemerintah dan TNI membuat sebuah pasukan khusus TNI untuk menangani terorisme.

Berikut 5 pasukan antiteror Indonesia yang memiliki tugas berat untuk melindungi dan menjaga negara dari serangan terorisme.

1. Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri

Densus 88 adalah pasukan anti teror Indonesia (Photo: VOI)
Densus 88 adalah pasukan anti teror Indonesia (Photo: VOI)

Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibentuk dengan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Sesuai dengan UU di atas, Densus 88 yang dilatih secara khusus ini memiliki wewenang untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom dan penyanderaan.

Mengutip dari polisi.com, Kamis, (21/09/2023), Densus 88 pusat memiliki 400 personel yang terdiri dari tim ahli investigasi, ahli bahan peledak, dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.

Di daerah selain Jakarta juga memiliki unit Densus 88 yang beranggotakan 45-75 orang dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih terbatas.

Tugas utama Densus 88 adalah memeriksa laporan aktivitas teror di daerah dan melakukan penangkapan jaringan teroris.

2. Satuan 81 Kopassus TNI AD

Satuan 81 Kopassus TNI AD (Photo: militer.id)
Satuan 81 Kopassus TNI AD (Photo: militer.id)

Satuan 81 Kopassus TNI AD adalah pasukan antiteror pertama Indonesia yang dibentuk pada 30 Juni 1982 melalui surat keputusan  nomor: SKEP/ 4 / VI / 1982.

Pasukan ini dibentuk setelah pasca peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981.

Setelah berhasil membebaskan Woya, personil-personil yang bertugas pada saat itu diberi kesempatan untuk menjadi Pasukan Khusus Den-81 pertama (sekarang menjadi Satuan 81 Kopassus).

Tidak seperti satuan lain yang selalu terekspos media. Seluruh kegiatan dan operasional Satuan-81 tidak pernah dipublikasikan dimanapun, dengan maksud keamanan negara.

Tugas utamanya adalah menjalankan operasi penanggulangan teror dan operasi khusus lainnya terhadap sasaran strategis terpilih.

Maka dari itu, personal Satuan 81 Kopassus selalu dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilannya supaya mereka semakin tangguh, mahir, dan professional.

3. Detasemen Jalamangkara TNI AL

Detasemen Jalamangkara TNI AL (Photo: Garda Nasional)
Detasemen Jalamangkara TNI AL (Photo: Garda Nasional)

Detasemen Jalamangkara (Denjaka) adalah pasukan elite penanggulangan teror aspek laut TNI Angkatan Laut yang dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984

Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) Marinir TNI-AL.

Tugas pokok satuan ini adalah melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.

4. Satuan Bravo 90 TNI AU

Satuan Bravo 90 TNI AU (Photo: Super Radio)
Satuan Bravo 90 TNI AU (Photo: Super Radio)

Satuan Bravo 90 atau Satbravo-90 adalah satuan elite milik TNI AU yang bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh, dan penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Satuan Bravo 90 lahir pada tahun 1990. Sosok yang menggagas pendirian satuan ini adalah Marsdya TNI (Purn.) Budhy Santoso yang saat itu menjabat sebagai Dirops Puspaskhas (Asops Korpaskhas) dengan pangkat Letkol dan Kolonel Psk (Purn.).

Akhirnya, satuan ini resmi beroperasi pada 16 September 1990 oleh KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan.

Untuk menunjang personelnya, satuan ini diberi pelatihan kualifikasi khusus tempur lanjut meliputi combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, hingga kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. 

5. Komandan Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab)

Koopssusgab adalah pasukan anti teror Indonesia (Photo: Pos Kota)
Koopssusgab adalah pasukan anti teror Indonesia (Photo: Pos Kota)

Komando Operasi Khusus Gabungan atau Koopssus adalah bagian dari Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) yang bertugas sebagai pasukan antiteror Indonesia.

Koopssus pertama kali diresmikan pada 30 Juli 2019 di lapangan Satpamwal Denma Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.Ip.

Pasukan ini terdiri dari tiga matra, yaitu matra darat, matra laut, dan matra udara yang bersiaga di Mabes TNI.

Tugas utama Koopssusgab adalah mengatasi aksi terorisme, baik dalam maupun luar negeri yang mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan Republik Indonesia.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button