Kanal

8 Tokoh Ulama dari Sumatera Barat yang Sangat Dipandang di Indonesia bahkan Dunia


Saat Pilpres, biasanya calon presiden akan memilih pasangan yang memiliki pengaruh besar di Pulau Jawa.

Dengan meraih banyak suara di Pulau Jawa, potensi untuk menang dalam pemilihan presiden akan menjadi lebih besar.

Selain dari etnis, ada juga pasangan yang menggunakan agama untuk mencari suara.

Alasannya hampir sama karena jumlah penganut agama Islam di Indonesia mencapai 231 juta orang yang membuat tanah air dinobatkan sebagai negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia.

Cara ini sangat lumrah dilakukan oleh masing-masing capres untuk mendapat banyak suara.

Tapi uniknya, Ulama dan Habib se-Sumatera Selatan yang sempat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu, kini beralih pilihan ke pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024.

Dukungan deklarasi ini dibacakan oleh Habib Umar Abdul Aziz dalam acara kampanye akbar AMIN di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumsel, Kamis(25/1/2024).

Berkat dukungan ini, potensi AMIN untuk bisa menjadi presiden tanah air selanjutnya akan lebih meningkat.

Deretan Tokoh Ulama Asal Sumbar yang Sangat Dipandang

Sebagai salah satu tokoh besar, ulama memiliki pengaruh yang cukup besar pada pengikutnya untuk melakukan kegiatan dalam bentuk positif.

Kegiatan ini bukan bersifat memaksa, sebab para pengikutnya biasanya secara sukarela melakukan kegiatan atau memilih tokoh yang dianggap baik oleh ulama yang dicintainya.

Berikut 8 tokoh ulama dari Sumatera Barat yang memilih pengaruh besar di Indonesia dan dunia.

1.Ā  Ibarahim Datuk Tan Malaka

Tan Malaka adalah ulama dari Sumatera Barat (Photo: picture-alliance/United archive)
Tan Malaka adalah ulama dari Sumatera Barat (Photo: picture-alliance/United archive)

Ibrahim Datuk Tan Malaka atau Tan Malaka adalah pengajar, filsuf, pejuang kemerdekaan Indonesia, dan ulama dari Sumatera Barat.

Pengaruhnya yang sangat melegenda membuat dirinya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno berdasarkan Keputusan RI No.53 yang ditandatangani pada 28 Maret 1963.

Salah satu peninggalan terbaiknya adalah buku yang berjudul Naar de Republiek Indonesia yang menggambarkan gagasan Hindia Belanda yang merdeka sebagai Indonesia.

Itulah sebabnya, Muhammad Yamin memberikan julukan Tan Malaka sebagai ā€˜Bapak Republikā€™.

2. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta (Photo: Prambors FM)
Mohammad Hatta (Photo: Prambors FM)

Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta adalah seorang pejuang, negarawan, dan ekonom yang wakil presiden pertama Indonesia.

Pria kelahiran Fort de Kock, Hindia Belanda (sekarang Bukttinggi, Sumatera Barat) ini pernah menjabat menjadi perdana menteri dalam Kabinet Hatta I-II dan RIS.

Sebagai salah satu proklamator kemerdekaan, Mohammad Hatta ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Proklamator Kemerdekaan pada 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986.Ā 

Berkat jasanya, namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem.

3. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir (Photo: Teras Info)
Sutan Sjahrir (Photo: Teras Info)

Sutan Sjahrir adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner Kemerdekaan Indonesia.Ā 

Setelah Indonesia merdeka, dia dinobatkan menjadi perdana menteri pertama dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.

Setelah menjadi Perdana Menteri, Sjahrir juga mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada 1948.

Berkat jasa-jasanya, Sutan Sjahrir ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional IndonesiaĀ  pada 9 April 1966 melalui Keppres nomor 76 tahun 1966.

4. Assaat

Assat (Photo: Akurat.co)

Assaat adalah politisi, pejuang kemerdekaan, dan ulama dari Sumbar yang memiliki gelar Datuk Mudo.

Sejak muda, Assaat memiliki ketertarikan dalam bidang politik. Akhirnya, ia memutuskan bergabung dengan organisasi pemuda bernama Jong Sumatranen Bond.

Setelah itu, karir politiknya meningkat dan membuatnya terpilih sebagai pemangku sementara jabatan Presiden Republik Indonesia sejak 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950.

5. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol (Photo: Kampartrapost)
Tuanku Imam Bonjol (Photo: Kampartrapost)

Tuanku Imam Bonjol adalah seorang ulama dan pejuang yang melawan Belanda dalam Perang Padri tahun 1803-1838.

Selama menjadi ulama, pahlawan yang bernama asli Muhammad Syahab ini mendapat beberapa gelar dari masyarakat, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, Datuk Bagindo Suman, dan Tuanku Imam.

Memiliki peran dan jasa yang sungguh besar, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.

6. Mohammad Natsir

Mohammad Natsir (Photo: STID Mohammad Natsir)
Mohammad Natsir (Photo: STID Mohammad Natsir)

Selanjutnya ada Mohammad Natsir yang merupakan seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan.

Ia juga pendiri sekaligus pemimpin dari partai politik Masyumi dan tokoh Islam terkemuka di Indonesia.

Selama masa hidupnya, dia pernah menjabat sebagai menteri dan Perdana Menteri Indonesia.

Tidak hanya berkarir di tanah air saja, Mohammad Natsir juga pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.

7. Hamka

Hamka (Photo: Elshinta)
Hamka (Photo: Elshinta)

Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo atau biasa dipanggil Hamka adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia.

Selain berkecimpung di politik, Hamka juga pernah berkarir sebagai wartawan, penulis, dan pengajar.

Dengan pengalamannya tersebut, dia dinobatkan sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama.

Berkat jasa-jasanya, Universitas Al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkan gelar doktor kehormatan.Ā 

Tidak hanya itu saja, Universitas Moestopo juga menganugerahkan gelar kepada Hamka sebagai guru besar.

8. Haji Agus Salim

Ulama dari Sumbar, Haji Agus Salim (Photo: IAINU Tuban)
Ulama dari Sumbar, Haji Agus Salim (Photo: IAINU Tuban)

Haji Agus Salim adalah salah satu ulama dari Sumatera Barat yang juga pejuang dalam kemerdekaan Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, dia sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Amir Syarifuddin dan Kabinet Mohammad Hatta.

Berkat jasa-jasanya yang besar, Haji Agus Salim dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961 melalui Keputusan Indonesia nomor 657 tahun 1961.

.

.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com diĀ Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button