Inersia

Bagaimana Jika Anak Terlambat atau Menunda Jadwal Imunisasi?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah memiliki jadwal imunisasi yang akan menjadi patokan bagi seluruh orang tua.  Jadwal imunisasi dibuat berdasarkan penelitian, terutama kapan anak sudah mampu membentuk jenis antibodi tertentu.

Misalnya vaksin campak yang kini bernama MR (Campak dan rubela), diberikan pada usia 9 bulan. Mengapa 9 bulan? Karena di usia ini sel kekebalan sudah bisa merespon kuman penyebab campak dan rubela dengan efektif. Dengan begitu imunisasi akan memberikan manfaat yang optimal.

Selain itu penelitian juga berdasarkan angka penyakitnya. Beberapa penyakit seperti pneumonia dan diare misalnya, rentan menjangkiti anak usia di bawah 1 tahun, segera imunisasi PCV dan rotavirus diberikan mulai usia 2 bulan.

“Bagaimana jika jadwal vaksin anak terlambat atau tidak beraturan? Keterlambatan pemberian vaksin memang tidak lantas vaksin yang diberikan kemudian akan menjadi sia-sia. Imunisasi yang diberikan di usia berapapun tetap akan membentuk daya tahan tubuh. Namun harus diingat, ada risiko bayi terserang penyakit di masa ia belum mendapatkan vaksin. Inilah pentingnya mendapatkan imunisasi sesuai jadwal,” ujar dokter spesialis anak, dr. Caessar Pronocitro SpA, Msc dalam Instagram Live Teman Parenting, Jakarta, Kamis, (26/01/2023).

Ada banyak alasan orang tua melewatkan jadwal vaksinasi. Pertama, karena anak tengah sakit. Menurut dr. Caessar, sakit ringan tidak menjadi kontraindikasi imunisasi, kecuali sakit berat.

“Yang bisa menilai apakah sakitnya ringan adalah dokter, jadi bawa ke dokter sebelum vaksin jika si Kecil demam atau batuk pilek ringan,” jelasnya.

Alasan lain adalah takut efek samping vaksin, mitos dan hoax soal vaksin yang masih ada sampai sekarang.  Akibat menunda vaksinasi, dengan berbagai alasan, menyebabkan cakupan imunisasi rendah.

Hal ini menjadi penyebab munculnya beberapa kasus Kejadian Luar Biasa penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, termasuk KLB campak d awal tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah pandemi COVID-19 di mana orang tua tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk divaksin.

Sebelumnya Indonesia juga mengalami KLB difteri akibat cakupan imuniasi rendah, padahal penyakit ini sudah jarang ditemui.

“Bagi yang terlambat imunisasi atau terlewati jadwalnya, imunisasi tetap bisa disusulkan tanpa perlu mengulang vaksin yang sudah diberikan. Jadi orang tua tidak perlu ragu untuk membawa anak ke tenaga kesehatan untuk mengejar jadwal imunisasi,” pungkas dr. Caessar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button