Market

Benarkah Kemenhan Habiskan Rp700 Triliun untuk Beli Alutsista Bekas?


Capres nomor urut 1, Anies Baswedan dalam debat pilpres ketiga malam ini, Minggu (7/1/2024) menyinggung perihal pembelian alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

“Kita ingin mengembalikan dan Rp700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu,” jelas Anies di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). “Justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas, di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas,” sambungnya.

Apakah benar Kemenhan menghabiskan anggaran sebanyak itu untuk membeli alutsista?

Simak Faktanya!

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan bahwa ada kenaikan yang cukup signifikan untuk belanja alutsista, yang diminta oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

“Terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari USD 20,75 Miliar ke USD 25 Miliar. Itu yang kemarin disepakati,” ujarnya kepada awak media usai Penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi TKD TA 2024 di Istana Kepresidenan, Rabu (29/11/2023).

Dalam APBN 2024, alokasi anggaran Kementerian Pertahanan mencapai Rp135,45 triliun.

Jika menghitung dari awal menjabat hingga saat ini periode 2020-2024 sepanjang dipimpin Prabowo, telah menghabiskan anggaran Rp557 triliun dengan Rp50 triliun untuk belanja pegawai. Dengan jumlah anggaran yang bisa mencapai Rp 692,92 triliun atau hampir Rp700 triliun.

Anggaran tersebut termasuk outlook dari Januari-Desember 2023 sebesar Rp 144,27 triliun serta alokasi dalam APBN 2024 sebesar Rp 135,45 triliun. Demikian data Kementerian Keuangan tentang anggaran Kemenhan periode 2020-2024.

Salah satu alutsista bekas yang dibeli oleh Kemenhan, yaitu 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar diperkirakan mencapai USD 792 juta atau Rp12,1 triliun yang turut disoroti oleh media asing. Kemudian rencana pembelian 15 jet tempur jenis Eurofighter Typhoon bekas, namun belakangan kabarnya sudah dibatalkan.

Kemudian alutsista lain yang dibeli Prabowo selama 2023, yakni 13 radar jarak jauh Ground Master 400 Alpha (GM400a) produksi perusahaan asal Perancis, Thales untuk keperluan TNI AU.

Kemudian membeli helikopter angkut berat H225M sebanyak 8 unit yang merupakan kerja sama industri antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan Airbus Helicopters asal Prancis.

Tak hanya itu, Kemenhan juga disinyalir sedang bernegosiasi dalam pembelian Pesawat Tempur F-15EX dari Amerika Serikat. Terakhir,  Kemenhan RI dan Italia juga sedang bekerja sama membangun kapal selam kelas midget (mini) berteknologi air.

Meski begitu, belum ada rincian data yang jelas mengenai harga per alutsista yang dibeli, kecuali Mirage 2000-5.

 

Kesimpulannya

Dari anggaran tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk membeli alutsista bekas, namun digunakan juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM. Jadi, klaim Anies bahwa Kemhan gunakan anggaran 700 triliun untuk membeli alutsista bekas adalah tidak benar atau disinformasi.

Dalam setiap tahun anggaran, Kemenhan tidak hanya menggunakan anggarannya untuk membeli alutsista saja. Seperti pada anggaran tahun 2024, alokasi paling besar untuk anggaran yang mendukung manajemen, sebesar Rp78,12 triliun. Anggaran untuk Riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan: Rp1,65 triliun. Anggaran untuk pembinaan sumber daya pertahanan: Rp597,40 miliar.

Pada anggaran tahun 2023, Kemenhan mengunakan program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit sebesar Rp 12,35 triliun, program kebijakan dan regulasi pertahanan sebanyak Rp 24,68 miliar.

Alokasi anggaran 2022 sebesar Rp134 triliun tersebut mayoritas untuk membangun alat pertahanan serta membangun prajurit yang profesional dan sejahtera. Untuk anggaran 2021, mayoritas anggaran dialokasikan untuk program dukungan manajemen.

Jumlahnya mencapai Rp 76,3 triliun atau 55,6% dari total anggaran. Program modernisasi alutsista, non-alutsista, dan sarana serta prasarana pertahanan menyusul dengan nilai Rp 43,1 triliun atau 31,4% dari total anggaran.

Demikian juga pada anggaran 2020, anggaran terbesar pertahanan terbesar adalah untuk belanja pegawai, yakni mencapai Rp 48,69 triliun atau 35,37% dari total anggaran 2020. Anggaran terbesar berikutnya adalah untuk belanja modal senilai Rp 44,91 triliun atau 32,82% dan untuk belanja barang Rp 43,28 triliun atau 31,62%.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button