Market

Bertemu Menhub Jepang di London, Menteri Budi Karya “Senggol” Proyek MRT Bundaran HI-Kota

Pemerintah Indonesia mendesak komitmen pemerintah Jepang merealisasikan kelanjutan sejumlah kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi khususnya di Jabotabek. 

Sebab, membangun transportasi massal perkotaan di Jabodetabek menjadi suatu keharusan. Meskipun nantinya Jakarta bisa jadi bukan ibu kota lagi, tentunya tergantung siapa yang menang pilpres 2024.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menegaskan komitmen kerja sama dengan Jepang kepada State Minister of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism Jepang, Kokuba Konosuke yang bertemu dalam kunjungan kerjanya ke London, Inggris, Senin (27/11/2023) waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut, Menhub membahas pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan dengan Jepang, di antaranya yaitu MRT Fase 2A (Bundaran HI-Kota) agar dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan kedua pihak.

“Transportasi massal perkotaan di Jabodetabek menjadi suatu keharusan. Dengan terus dilanjutkannya pembangunan MRT di berbagai koridor, diharapkan semakin memudahkan mobilitas masyarakat, serta dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara,” kata Budi Karya dalam keterangannya.

Menhub mengungkapkan, saat ini pemerintah Indonesia tengah mendorong penyelesaian salah satu paket kontrak dari proyek MRT Fase 2A yaitu CP (Contract Package) 205 yang meliputi pembangunan sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, sistem operasional, daya (power), hingga rel (track work).

Ia berharap dukungan Pemerintah Jepang untuk mendorong partisipasi perusahaan asal Jepang untuk mengikuti tender CP205. “Kami menargetkan penandatanganan kontrak tersebut sudah selesai dilakukan pada Desember 2023,” ujar Menhub.

Pembangunan MRT Fase 2 merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang terdiri dari dua tahap yaitu Fase 2A dan 2B. Fase 2A menghubungkan Bundaran HI-Kota sepanjang 5,8 km, yang melewati tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Sedangkan Fase 2B menghubungkan Kota-Ancol Barat (Depo) yang masih dalam studi kelayakan.

PT MRT Jakarta menargetkan pekerjaan fase 2A yang memiliki beberapa paket kontrak (CP) ini dapat diselesaikan pada tahun 2028 sampe dengan 2029.

Selain membahas proyek MRT, Menhub juga membahas kelanjutan proyek pengembangan Pelabuhan Patimban yang saat ini masih dalam proses pengerjaan paket 5 dan 6, yang diharapkan dapat selesai sesuai dengan target waktu yang telah disepakati.

Pemerintah terus melakukan percepatan penyelesaian pengembangan Pelabuhan Patimban, di mana pembangunan fase 1 berupa terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU dan terminal peti kemas berkapasitas 250.000 TEUs telah rampung. 

Menurut Menhub, saat ini kapasitasnya sudah mendekati optimal. Kini tengah berlangsung tahap konstruksi pembangunan fase 2, yang akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600.000 CBU dan terminal peti kemas mencapai 3,75 juta TEUs.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button