Market

DPR Desak Pemerintah Belajar dari Polemik Investasi Rempang

DPR mengharapkan pemerintah, baik Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dan BP Batam harus banyak belajar dari PSN Rempang Eco-City.

“Ini kan bukan sesuatu yang baru, selalu terjadi dimanapun investasi masuk, selalu ada perlawanan, penolakan, konflik. Kenapa itu bisa terjadi? Pertama seperti yang sering disebut Pak Presiden, suka kesusu kita ini,” terang Anggota Komisi VI DPR, Deddy Sitorus saat rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Ia menyinggung pemerintah seolah hanya memberi mimpi yang tidak dapat dilihat secara nyata oleh warga Rempang. “Bagi masyarakat kan seeing is believing. Harusnya kan kemarin kita bangun lah dulu pemukiman dua atau tiga rumah contoh, tunjukkan kepada mereka bahwa ini lho. Saya kira dengan itu penolakan akan menurun,” ujarnya.

Lalu kemudian, pemerintah juga harus melihat secara sosiologis dan ekonomi, karena dua hal ini tentu akan menjadi persoalan dimanapun.

“Nelayan dipindah dari pantai, jauh dari tanah leluhur mereka, pasti akan menimbulkan konflik. Ini kan pelajaran yang sangat berharga yang perlu kita catat tidak boleh terulang di tempat lain,” jelas Deddy.

Ketiga, pemerintah seakan tidak memperhatikan manajemen krisis dalam kasus ini.

“Harusnya kan kita bisa lebih baik dari situ, apalagi ini bukan apa-apa, masalah hidup mati rakyat dan bagaimana investor melihat kepastian hukum dalam setiap proses investasi,” tutur dia.

Tak hanya itu, BP Batam juga diminta agar dengan adanya PSN dapat memberi harapan kepada masyarakat, berkaitan dengan peluang pekerjaan.

“Otorita Batam tolong investasi itu diidentifikasi, peluang pekerjaan apa saja yang didapatkan disana supaya kita menyiapkan roadmap supaya SDM disana untuk terlibat di dalamnya tidak hanya jadi security, OB, customer service, apakah diperlukan kita membuat balai pelatihan silakan identifikasi roadmap-nya,” terangnya.

Sehingga pemetaan ini justru dapat menjadi ekosistem pendukung dari investasi yang ada. “Itu bagaimana merancangnya, jadi manfaatnya memang long lasting, tidak sekadar hanya ganti rugi tapi apa, bagaimana empowering mereka dan kalau ini bisa dilakukan kekacauan di Rempang bisa jadi laboratorium belajar untuk daerah lain,” imbuh dia.

“Ini penting buat kita apalagi kepada menteri investasi, menunjukkan bagaimana investasi,” tutur Deddy.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button