News

Dubes Najib Ingatkan Pelajaran Penting dari Runtuhnya Kedigdayaan Islam di Andalusia

Islam mulai masuk ke benua Eropa pada abad ke-8 yang ditandai dengan penaklukan Semenanjung Iberia. Wilayah Iberia yang ditaklukkan Bani Umayyah di bawah Walid bin Abdul Malik terdiri dari Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar, dan sebagian Prancis. Ketika Islam masuk, tidak hanya memasuki sejarah Spanyol, tetapi juga mencapai kebesarannya.

Namun, Islam kembali terusir dari Spanyol pada abad ke-15 setelah Kerajaan Granada digulingkan oleh pasukan Kristen.

Penelusuran fakta sejarah peradaban Islam itu diungkapkan oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Spanyol, Muhammad Najib dalam video yang diunggah di saluran YouTube Wisma Duta RI Madrid.

Peluang menciptakan narasi tentang Islam yang rahmatan lil alamin di Spanyol ini menjadi salah satu agenda program berkelanjutan yang dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Spanyol dalam dua tahun belakangan sejak dilantik Presiden Jokowi pada Oktober 2021.

Dubes Najib yang juga guru dan politikus ini melanjutkan pada abad ke-11, peradaban Islam yang didirikan di Spanyol mulai mengalami kemunduran. Salah satunya adalah penyerangan pasukan Kristen pimpinan Alfonso VI yang ingin merebut kembali kota Toledo.

Serangan itu gagal mengusir penguasa Islam Spanyol saat itu. Meskipun Spanyol mencari bantuan dari Dinasti Berber di Afrika Utara, ia tidak mampu mempertahankan diri.

Kota-kota yang diperintah oleh Islam, seperti Toledo, Cordoba, Sevilla, dan Granada, direbut kembali oleh penguasa Kristen pada akhir abad ke-15. Setelah Islam dikalahkan Spanyol oleh pasukan Kristen, masih ada umat Islam yang tinggal di Spanyol.

Gettyimages 1449265617 612x612 - inilah.com
Masjid-Katedral Kordoba. Tampilan eksterior. Ukiran oleh Coderch. Historia General de Espana oleh Pastor Mariana. Madrid, 1852. (Foto: Gettyimages)

Namun, seiring berjalannya waktu hak-hak yang diperoleh umat Islam dicabut oleh penguasa Kristen dan banyak dari mereka memutuskan untuk meninggalkan Spanyol.

Dalam video ini, lanjut Najib membeberkan perkembangan Islam di Spanyol sejak terjadinya peristiwa yang mengakibatkan tidak ada umat Islam bahkan masjid di Spanyol.

Beberapa abad setelah kemenangan kembalinya agama Kristen, kemajuan Islam di Spanyol menjadi tidak jelas.

Baru sekitar abad ke-20 gelombang imigran Muslim memasuki Spanyol, yang didominasi oleh Muslim Maroko. Mereka kemudian mendirikan komunitas dan menambah kehadiran Muslim dari Amerika Latin dan Eropa Timur.

Alhambra

Bukti kejayaan Islam juga masih ada terdapat di salah satu bangunan monumental dengan histori yang cukup panjang, yakni Istana Alhambra.

Alhambra dalam bahasa Arabnya hamra’ bentuk jamak dari kata ahmar yang berarti “merah”. Karena bangunannya banyak dihiasi dengan ubin-ubin, bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami, disamping marmer-marmer yang putih dan indah.

The Alhambra In Granada Southern Of Spain - inilah.com
Alhambra di Granada selatan Spanyol (Foto: Getty images)

Dubes Najib juga telah menulis dan menggambarkan sejumlah fakta khazanah sejarah Istana Alhambra dengan sangat baik dalam novel yang terinspirasi kisah kejayaan dan kehancuran Islam di Andalusia yakni “Di Beranda Istana Alhambra”.

Istana Alhambra berada di bukit La Sabica, masih tetap berdiri sebagai bukti kejayaan Islam di Granada Spanyol.

Toleransi di Spanyol

Lebih dari separuh Muslim di Spanyol saat ini merupakan imigran tanpa kewarganegaraan Spanyol. Namun perkembangan ini masih dibarengi dengan berdirinya pusat-pusat keagamaan Islam di banyak wilayah Spanyol.

Alhamdulillah, sejak tahun 1970-an ketika era demokrasi muncul, era penghormatan terhadap hak asasi manusia, era toleransi juga muncul di Tanah Spanyol ini, tahun ’80-an sudah mulai muncul sejumlah Masjid,” ujar Najib.

Bahkan saat ini, kata Najib, umat Islam di Spanyol cukup besar dengan kehidupan toleransi beragama yang tinggi.

1229 055759 5f92 Inilah.com - inilah.com
Dubes Najib saat Temui WNI di Malaga (Foto: dok.Pri)

“Nah saat ini umat Islam sudah cukup besar di wilayah Spanyol ini, kehidupan toleransi beragama atau toleransi antar umat penganut agama yang berbeda, tinggi sekali. Sejalan dengan semangat demokrasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia,” kata Najib.

Hal tersebut menurut Najib, patut disyukuri dan perlu diberikan dukungan dalam berbagai bentuk.

Selain itu kata Najib, perguruan tinggi di Spanyol juga sangat terbuka kepada mahasiswa dari luar negeri manapun. Bahkan, sangat menerima mahasiswa apapun agamanya, maupun etnisnya.

“Di sini tidak ada diskriminasi, karena itu suasana keilmuan tumbuh berkembang luar biasa,” terang Najib.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button