Market

Eks Menhut Era SBY Sebut IKN Nusantara Proyek Khayalan Merusak Hutan

Eks Menteri Kehutanan (Menhut) era SBY, MS Kaban melontarkan kritik menohok untuk megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang menjadi kebanggaan Presiden Jokowi. Nilai proyek ini tak main-main, sekitar Rp466 triliun.

“Ini IKN, bisa disebut proyek khayalan. Dalam pembangunannya ratusan ribu hektare hutan jadi dibabat. Ini betul-betul kejahatan kehutanan,” kata Kaban yang juga Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Ummat, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Kata Kaban, lokasi IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), berstatus hutan produksi dan lindung.

“Perubahan status kawasan hutan menjadi hak guna bangunan (HGB) itu, syaratnya tak terpenuhi. Celakanya lagi, IKN Nusantara babat hutan tidak kurang 200 ribu hektare,” kata Kaban.

Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwiko Budi Permadi tidak percaya bahwa IKN Nusantara bakal menjelma menjadi kota masa depan yang maju dan hijau.

Di mana, 70 persen dari total luas 256 ribu hektare adalah kawasan hijau atau hutan. Sesuai keinginan Presiden Jokowi membangun IKN Nusantara berkonsep forest city, atau kota hutan.

Artinya, 30 persen sisanya atau seluas 76,8 ribu hektare hutan harus dibabat, atau mengalami deforestasi. Lahan beralih fungsi menjadi infrastruktur, gedung perkantoran, perumahan dan fasilitas lainnya.

Pertanyaannya, apakah keputusan alih fungsi ini berdampak kepada paru-paru dunia?  “Setiap perubahan landscape hutan secara kualitas maupun kuantitas, pasti akan mengubah kualitas dari paru-paru itu. Pasti akan merusak paru-paru itu,” kata Dwiko.

Di sisi lain, Dwiko membaca laporan Bappenas yang menyatakan bahwa kondisi hutan di kawasan IKN, tidak baik-baik saja.

Dari 256 ribu hektare yang disulap menjadi ibu kota negara, hanya 43 persen yang masih layak disebut hutan. Artinya, pemerintah perlu menciptakan hutan buatan seluas 30 persen. Atau setara 76,8 ribu hektare,

Mampukah? Sepertinya, sulit. Pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyatakan, kemampuan merehabilitasi dan reboisasi hutan, hanya 900 hektare per tahun. Butuh waktu 88 tahun untuk menciptakan 70 persen hutan di IKN Nusantara.

Artinya, keinginan Jokowi melihat rupa IKN Nusantara yang dipenuhi hutan, hanya menjadi mimpi. Yang jelas, IKN Nusantara mewarisi rusaknya paru-paru dunia. 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button