News

Fadli Zon Desak Penyelesaian Konflik Palestina-Israel di Dialog UE ke-12

Di tengah kondisi geopolitik global yang dipenuhi berbagai konflik dan krisis, isu keamanan dan perdamaian menjadi salah satu sorotan utama pada Pertemuan Antar-Parlemen Indonesia dan Uni Eropa ke-12 di Gedung Parlemen Uni Eropa, Strasbourg, Prancis, pada Kamis (19/10/2023). 

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin forum tersebut bersama Daniel Caspary, Ketua Delegasi Parlemen Uni Eropa untuk Asia Tenggara dan ASEAN (DASE). Forum tahunan ini dihadiri pula oleh Wakil Ketua BKSAP, Putu Supadma Rudana dan Gilang Dhielafararez, serta Anggota BKSAP Agustina Wilujeng Pramestuti.

    

Di hadapan para Anggota Parlemen Uni Eropa yang tergabung dalam DASE, Fadli Zon dengan tegas menyerukan agar tindak kekerasan dan penyerangan yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza segera dihentikan. “Komunitas Internasional harus mendesak Israel untuk mengakhiri pendudukan dan blokadenya atas Jalur Gaza,” ujarnya.

Menegaskan bahwa akar konflik yang berlangsung ialah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, ia menyatakan, “Tantangan tiada henti yang dihadapi rakyat Palestina ini sebenarnya berakar dari kelambanan dunia dan diamnya komunitas internasional—termasuk PBB, atas penindasan yang terus menerus dilakukan oleh Israel.”Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pelaporan yang objektif, dan mendesak dunia untuk mengakhiri standar ganda dalam merespon konflik di Palestina.

Menyoroti meningkatnya ketegangan dan dampak kemanusiaan dari konflik ini, ia memberikan gambaran nyata betapa mendesaknya situasi di wilayah Gaza. “Eskalasi konflik telah mencapai tingkat kritis. Gaza luluh lantak. Lebih dari 2,2 juta orang terjebak, dan ribuan orang tewas dalam hitungan minggu, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” ujarnya. “Mereka saat ini tidak mempunyai tempat berlindung, atau pun akses terhadap kebutuhan dasar.”

Fadli Zon juga mengutuk serangan Israel terhadap rumah sakit Al-Ahli Arab pada 17 Oktober 2023. 

“Tidak ada satu pun yang bisa menjustifikasi serangan mengerikan ini,” ujarnya. 

“Sekali lagi, situasi yang menyedihkan ini menjadi pengingat bahwa perdamaian global tidak akan dapat tercapai sampai semua orang dapat hidup dalam damai,” sambungnya.

Ia kemudian menyerukan komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, untuk segera memediasi gencatan senjata dan meredam konflik yang terus meluas dan menelan banyak korban jiwa di kedua pihak ini. 

“Kita juga harus secara aktif mendorong dimulainya kembali proses negosiasi perdamaian yang telah terhenti sejak tahun 2014,” tambahnya. 

“Selain itu, penyaluran bantuan kemanusiaan dan akses perlindungan yang aman bagi warga sipil yang terjebak di Gaza harus diprioritaskan segera dan tidak boleh lagi ditunda.”

Menutup pidatonya, Fadli Zon kembali menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dalam kerangka solusi dua negara (two-state solution). 

“DPR RI juga akan terus konsisten menyuarakan dukungan ini di berbagai forum parlemen, termasuk dalam Sidang Umum Parlemen Dunia (IPU) ke-147 di Luanda, Angola, pekan depan.Kami juga mendorong penyelesaian konflik yang berdasarkan aturan dan tatanan internasional yang telah disepakati secara universal (rules-based international order),” ujarnya.

Selain isu Palestina, pertemuan tahunan ini juga membahas berbagai permasalahan keamanan regional dan global yang mendesak, antara lain kondisi di Myanmar, Laut Cina Selatan, konflik Ukraina dan Rusia, hingga strategi dan kerja sama perdamaian di Asia Pasifik. 

Fadli Zon menggarisbawahi upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk mempercepat implementasi Poin Konsensus (5PC) di Myanmar, termasuk Resolusi terkait Myanmar di AIPA yang didorong oleh DPR. Ia juga mengapresiasi dukungan kemanusiaan Uni Eropa terhadap Myanmar, dan menekankan pendekatan kolaboratif terhadap krisis ini.

Sementara terkait isu Laut Cina Selatan, Fadli Zon menekankan pentingnya perdamaian, kebebasan navigasi, dan kepatuhan terhadap hukum internasional di kawasan, khususnya UNCLOS. 

Konflik Ukraina yang sedang berlangsung juga sempat dibahas, di mana Ketua BKSAP menyoroti peran Indonesia dalam Satuan Tugas (Task Force) IPU untuk Ukraina, sekaligus menganjurkan dialog, penyelesaian damai yang berkelanjutan, dan penghormatan terhadap integritas kedaulatan negara.

Kedua parlemen kemudian sepakat untuk mengadakan dialog resmi lanjutan, salah satunya untuk membahas kembali isu terkait perdamaian dan penyelesaian krisis di Palestina. 

“Marilah kita meneruskan komitmen bersama DPR RI dan Parlemen Uni Eropa terhadap perdamaian, saling menghormati, dan kemitraan proaktif. Bersama-sama, kita memiliki potensi untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih aman dan damai bagi rakyat dan generasi mendatang,” ujar Fadli Zon menutup pertemuan tersebut.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button